-->




Ini yang Sudah Dilakukan Kwarnas Gerakan Pramuka di Medsos Tangkal Isu SARA

25 Agustus, 2017, 12.35 WIB Last Updated 2017-08-25T20:17:58Z
JAKARTA - Akhir-akhir ini publik ramai membicarakan sindikat Saracen yang menyebarkan isu SARA melalui media sosial. Beruntung, sindikat ini berhasil dibongkar dan ditangkap pihak kepolisian. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault angkat bicara terkait masalah ini.

"Terima kasih pihak kepolisian sudah membongkar kelompok yang pekerjaannya menyebarkan isu SARA dan kebencian di medsos. Demi uang, mereka buat sesama putra bangsa berkelahi. Mereka harus dihukum berat," ujar Adhyaksa Dault saat dihubungi, Jumat (25/8).

Adhyaksa mengatakan, terkait menangkal isu SARA di media sosial, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka setidaknya sudah melakukan 11 hal, yaitu:

1. Pendidikan media sosial untuk 34 perwakilan Kwarda se-Indonesia pada 26-29 November di Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur, Jakarta. Disertai kunjungan ke stasiun-stasiun TV dan media lainnya.

2. Seleksi jubir digital dan pembentukan Tim Siber Kwarnas Gerakan Pramuka pada 28 Oktober 2014.

3. Mendata web dan medsos penyebar konten porno dan kekerasan, lalu melaporkannya kepada Kapolri dan Kemenkominfo RI.

4. Kampanye tagline "Setiap Pramuka Adalah Kantor Berita". Maksudnya, setiap Pramuka adalah wartawan, pemimpin redaksi, sekaligus pemilik dari akun media sosialnya masing-masing. Kampanye ini menekankan agar Pramuka menjadi produsen, dan penyebar konten yang benar dan bermanfaat.

5. Mengadakan berbagai lomba pembuatan konten seperti; lomba foto, lomba video, lomba menulis, lomba meme dan yang terahir mengadakan tantangan  #BhinnekaTunggalIkaChallenge.

6. Bekerjasama dengan UNICEF untuk program 100.000 (seratus ribu) reporter, dalam program U-Report untuk kampanye perlindungan dan gizi anak. Saat ini sudah 40.000 (empat puluh ribu) Pramuka menjadi U-Reporter.

7. Pelatihan membuat video dengan telepon genggam, sudah dilakukan empat kali. Sedangkan pelatihan membuat konten lainnya, setiap bulan dilaksanakan.


8. Membuat 10 tugas Pramuka di media sosial dengan semangat: ayo beritakan Pramuka, mari bela dan promosikan Indonesia lewat media sosial.

9. Mengelola semua web dan akun media sosial dengan serius, yaitu: www.pramuka.or.id, www.pramukapos.com, www.scoutri.com. Instagram: @gerakanpramuka, Youtube: Gerakan Pramuka, Twitter: @kwarnas, Fanpage Facebook: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, serta mengadakan rapat rutin mingguan setiap hari Selasa.

10. Membuat media sosial dengan nama www.pramukapos.com. Di web ini semua anggota Pramuka dapat membuat akun dan mengungah sendiri tulisannya. Saat ini sudah 1728 Pramuka bergabung menjadi penulis.

11. Sudah 700-an video diproduksi Pramuka tentang pariwisata dan produk lokal. Sedangkan video-video kegiatan Pramuka sudah tidak terhitung jumlahnya. Sekarang anak Pramuka usia siaga dan penggalang (7-15 tahun) sudah mampu membuat video laporan kegiatan menggunakan handphone.

Adhyaksa menambahkan, anggota Gerakan Pramuka juga tidak mungkin menyebarkan isu SARA dan kebencian di media sosial. Pasalnya, seorang Pramuka memiliki 10 tugas di media sosial.

Sepuluh tugas Pramuka di media sosial tersebut, jika diperas akan menjadi empat point. Pertama, memproduksi konten-konten yang benar dan bermanfaat untuk disebarkan lewat media sosial. Kedua, Pramuka memberitakan kegiatan Gerakan Pramuka di media sosial. Ketiga, mempromosikan produk lokal, pariwisata, potensi daerah lainnya lewat media sosial. Dan keempat, membela Pancasila dan NKRI, dan mendorong perdamaian lewat media sosial.

"Setiap Pramuka adalah kantor berita. Maksudnya, setiap Pramuka menjadi redaktur, wartawan dan produsen konten yang dibuatnya di media sosial. Pramuka harus bertanggungjawab terhadap akun medsosnya sendiri untuk menebar kebajikan demi kepentingan bangsa dan negara," tegas Adhyaksa.

Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka urusan Kominfo, Hariqo Wibawa Satria menambahkan, sudah 700-an video diproduksi Pramuka tentang pariwisata, produk lokal, dll. Sedangkan video-video kegiatan Pramuka sudah tidak terhitung.

"Kita akan bekerja lebih keras lagi, karena 22 juta Pramuka itu usianya 7-25 tahun dan semuanya pengguna internet," jelas Hariqo.[Rls]
Komentar

Tampilkan

Terkini