-->








Sahabat Muslim Rohingya Demo Kedutaan Besar Myanmar

04 September, 2017, 13.01 WIB Last Updated 2017-09-04T06:01:27Z
JAKARTA - Kedutaan Besar Myanmar yang berlokasi di Jl. H. Agus Salim Menteng Jakarta Pusat menjadi sasaran aksi damai dari Sahabat Muslim Rohingya, Senin (04/09/2017).

Aksi massa yang diikuti sekitar 250 orang tersebut dalam rangka solidaritas terhadap Muslim Rohingya yang mengalami kekerasan dan pembantaian oleh Militer Myanmar.

Selain melakukan orasi, massa dari Sahabat Muslim Rohingya juga menuntut agar Penguasa Myanmar untuk menghentikan tindakan kekerasan terhadap ummat muslim di Rohingya. Massa juga menuntut agar Dubes Myamar harus meninggalkan Indonesia apabila tidak bisa menghentikan aksi kekerasan di Rohingya. Selain itu, massa meminta kepada Pemerintahan RI sebagai negara mayoritas muslim terbesar bersikap tegas atas kasus penganiayaan Muslim Rohingya.

Dalam orasinya, Sari Yulianti selaku koordinator aksi mengatakan keganasan dan pembantaian yang terjadi di Rohingnya lebih biabad. 

"Atas kejadian yang telah menimpa saudara-saudara kita ummat muslim, dimana keadilan? Kita hidup di negara yang besar tapi negara kita belum bisa berbuat apa-apa," begitu orasinya.

Selesai melakukan orasi, Sahabat Muslim Rohingya mengeluarkan pernyataan sikap atas tindak kejahatan rezim Myanmar terhadap muslim di Rakhine karena perbuatan tersebut telah bertentangan dengan seluruh norma hukum, terlebih norma agama dan bahwa belum adanya solusi tuntas atas segala penderitaan tersebut, yaitu:

1. Adalah sebuah kewajiban untuk menolong saudara muslim yang didzalimi sebagaimana firman Allah SWT "Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan perbedaan) agama, maka menjadi kewajibanmu untuk menolong mereka..." (TQS. Al-Anfal : 72). Dan hadits Rasulullah SAW bahwa "Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai,megasihi dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Juka salah satu anggatanya merasakan sakit, maka seluruh tubuh turut merasakannya dengan berjagga dan merasakan demam. (Shahih Muslim No.4685).

2. Bahwa pertolongan terhadap mereka bukan hanya dengan bantuan kemanusiaan, pemberian kewarganegaraan, dan sejenisnya, melainkan dengan membebaskan mereka dari kejahatan militer Myanmar. Untuk itu, kami menyerukan kepada pemimpin negeri muslim, khususnya Indonesia sebagai negeri muslim terbesar untuk mobilisasi kekuatan militer demi menegakkan kehormatan lslam dan kaum muslim.

3. Bahwa politik non intervensi antar negara dan sekat nasionalisme adalah penghalang besar untuk melakukan kewajlban menolong saudara muslim, sehingga yang biasa dilakukan sebatas mengutuk, mengecam dan perundingan tanpa aksi nyata. Karenanya hilangkan penghalang tersebut, kembali kepada perintah Islam untuk membela dan menolong sesama muslim.

4. Dan Allah SWT Rabb alam semesta melaui lisan Rasul-Nya telah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk mempunyai seorang pemimpin yang menjadi 'perisai' umat. Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya seorang pemimpin Itu adalah perisai, rakyat akan berperang di belakangnya serta berlindung dengannya. Apabila I'a memerintahkan untuk bertaqwa kepada Allah 'Azza wa Jalla serta bertindak adil, maka Ia akan mendapat pahala. Tetapi jika ia memerintahkan dengan selain Itu, maka ia akan mendapat akibat buruk hasil perbuatannya. (Shahih Muslim no. 3428).

5. Bahwa kami menyeru kepada seluruh umat untuk serentak dan solid memperjuangkan tegaknya sistem Islam dan pemimpin muslim yang akan menyelesaikan seluruh persoalan umat khususnya pembantaian etnis muslim Rohingya. Dan tidak hanya itu, melainkan juga membebaskan penderitaan umat manusia akibat tatanan hukum liberal yang bertentangan dengan Islam dan mengembalikan kehidupan umat dalam kedamaian hakiki dan kesejahteraan.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini