-->




Terkait Pemberitaan Pembakaran Masjid di Bireuen, Ini Penjelasannya!

18 Oktober, 2017, 19.55 WIB Last Updated 2017-10-18T12:55:07Z
Foto: Sang Pencerah
JAKARTA - Ratusan orang melakukan tindakan anarkis dengan membakar pondok pekerja bangunan dan tiang pondasi masjid Muhammadiyah di Desa Sangso, Kabupaten Bireuen, Aceh.

Aksi massa ini terjadi Selasa malam, 17 Oktober 2017, sekira pukul 20.00 WIB. "Kasus pembakaran telah ditangani oleh Polres Bireuen guna dilakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut," kata Kapolres Bireuen AKBP Riza Yulianto, Rabu, 18 Oktober 2017.

Riza tak merinci motif dan penyebab aksi pembakaran tiang masjid milik Muhammadiyah tersebut. Namun ia menyebut bahwa kisruh itu telah ada sejak enam bulan lalu dan sudah diupayakan mediasi.
Foto: Sang Pencerah
"Sudah sembilan kali pertemuan untuk upaya penyelesaiannya," ujar Riza.

Sementara itu, Ketua Pemuda Muhammadiyah Aceh Munawar Syah mengutuk aksi pembakaran itu, karena telah mencederai ukhuwah internal umat Islam.

Menurutnya, tindakan tersebut dilakukan oleh orang-orang intoleran dan krisis akhlak yang tega merusak dan membakar tiang-tiang masjid rumah Allah dan balai pengajian saudara muslimnya. 

"Kita meminta pihak keamanan mengusut dan menindak para pelanggar hukum ini," kata Munawar dalam pesan tertulisnya.

Dikatakannya, rencana dan proses pembangunan masjid itu sudah sejak tiga tahun lalu, dimulai dengan pembebasan tanah 2.700 meter persegi, secara wakaf tunai oleh jemaah pengajian dan warga Muhammadiyah Samalanga dan Kabupaten Bireuen.
Foto: Sang Pencerah
Pengurusan sertifikat tanah atas nama Persyarikatan Muhammadiyah, pengurusan IMB, pembuatan talut dan jalan menuju lokasi lahan masjid, pembersihan lahan, sampai pembuatan arah kiblat oleh Kemenag Bireuen pun sudah dilakukan. 

Selama proses itu, kata dia, tidak terjadi masalah apapun. Hanya saja, penghalangan dan penentangan mulai tampak ketika akan dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan oleh mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin pada saat Idul Adha lalu, ada kelompok yang menentang dan menghalangi pembangunan masjid.

Atas peristiwa itu, Munawar mengimbau Angkatan Muda Muhammadiyah Bireun dan warga lainnya untuk tetap bersabar, tenang dan selalu mengedepankan penyelesaian peristiwa pembakaran ini secara bermartabat.

"Kita juga tidak bisa membiarkan kesewenang-wenangan ini, tetapi kita tetap dapat santun menyelesaikan dengan mengedepankan ukhuwah," ujarnya.

Penjelasan Polda Aceh
Foto: Sang Pencerah
Kepolisian Daerah Aceh mengoreksi sejumlah pemberitaan media massa yang menyebut sebuah masjid di Kabupaten Bireuen dibakar dan dirusak massa pada Selasa malam, 17 Oktober 2017.

"Itu tidak benar, kami sudah cek, dan tidak ada masjid yang dibakar di daerah Samalanga, Bireuen," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Aceh, Komisaris Besar Polisi Goenawan, saat dikonfirmasi wartawan pada Rabu, 18 Oktober 2017.

Berdasarkan pemeriksaan polisi, belum ada bangunan masjid di lokasi yang disebut di Kecamatan Samalanga. Memang ada bangunan yang terbakar, tetapi bukan masjid, melainkan tempat beristirahat atau bedeng para pekerja bangunan.

"Jadi, tidak ada pembakaran masjid seperti yang diberitakan di berbagai media," ujarnya.

Di lokasi tempat perencanaan pembangunan masjid, menurutnya, masih ada sengketa permasalahan lahan. Polisi meminta masyarakat tidak terpancing informasi yang beredar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan karena menyebarkan isu menyesatkan.[Viva]
Komentar

Tampilkan

Terkini