ACEH TIMUR - Mariam (70), warga Dusun Blang Me, Gampong Seuneubok Rambong, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur menangis saat mengisahkan pahitnya kemiskinan yang menderanya bersama sang suami, Abdul Hamid (70), seorang mualaf yang bekerja serabutan di gampong tersebut.
"Ya beginilah keadaannya, udah nggak tau mau bilang apalagi, mau minta tolong pun sama siapa," keluh Mariam yang biasa disapa Bi' Yem saat dikunjungi LintasAtjeh.com dan Reportase Global, Minggu (24/12/2017), di Istananya.
Sambil mengusap air mata diwajah rentanya, Bi' Yem yang didampingi suaminya menceritakan kondisi ekonomi keluarga dan keadaan istananya bocor pada saat musim hujan tiba.
"Usia Bapak segini, kadang ada dapat uang tapi terkadang juga tidak ada. Ya bergantung kalau ada disuruh -suruh orang, kalau ada kami makan kalau nggak ya udah," ujarnya.
Saat ditanya awak media, apakah Bi' Yem memiliki anak atau sanak keluarga di Idi? Ia menjawab bahwa dirinya bersama suaminya tinggal berdua di istananya ini, kedua anak mereka merantau ke Medan dan kondisi ekonominya juga pas-pasan.
"Anak kami ada dua, mereka merantau dan tinggal di Medan. Perekonomian anak-anak juga pas - pasan, cukup buat menghidupi diri mereka sendiri saja kami sudah syukur, nggak pernah kami minta-minta," beber Bi' Yem.
"Pada saat lebaran anak-anak baru pulang," imbuh istri Abdul Hamid (Wak Ngui).
Mariam dan Abdul Hamid mengaku pernah didata petugas terkait urusan rehab rumah tidak layak huni, namun hingga kini belum ada kejelasannya. Untuk itu mereka berharap kepada pemerintah agar memberikan perhatiannya.
"Pernah didata, tapi nggak tau sampai sekarang gimana. Kalau bantuan lain seperti raskin ada, ya kalau ada kan kita bilang ada ya, tapi ya cuma itu. Saat ini kami tidur dalam hujan, karena atap rumah pada bocor," ungkapnya lagi.
"Ya mau bilang apalagi ya, pemerintah pasti lebih tau apa yang harus dilakukan terhadap kami ini," pungkasnya.[Sm]
