-->




Jalan dan Jembatan Impian Warga Simpang Jernih

04 Maret, 2018, 03.53 WIB Last Updated 2018-03-03T20:53:13Z
ACEH TIMUR - Masyarakat delapan desa dalam Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur sangat membutuhkan infrastruktur jalan dan jembatan sebagai penunjang transportasi di daerah itu.

Anggota DPRK Aceh Timur, Mat Rais kepada LintasAtjeh.com, Sabtu (03/032018), di Idi mengatakan bahwa kebutuhan jalan dan jembatan menjadi skala prioritas dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Simpang Jernih tahun 2018.

"Beberapa hari lalu saya hadir pada Musrenbang di sana. Kebutuhan mendesaknya jalan dan jembatan untuk bisa dialokasikan pada APBK Aceh Timur maupun APBA tahun 2019," kata politisi Partai NaDem ini.

Mat Rais menjelaskan, Kecamatan Simpang Jernih yang memiliki delapan desa yaitu, Desa Simpang Jernih, Tampur Boor, Tampur Paloh, Melidi, Batu Sumang, Pante Kera, Rantau Panjang Bidari dan HTI Rantau Naru. Dimana akses jalan antar desa maupun menuju ibukota kecamatan sangat sulit dilalui, sehingga butuh perhatian serius Pemerintah Daerah.

"Warga sangat berharap dibangunnya jalan yang memadai sehingga akses transportasi mudah dan tidak lagi bergumal dengan jalan berlumpur jika musim penghujan," sebutnya.

Selain itu, jembatan juga dibutuhkan. Sedikitnya ada dua jembatan utama yang perlu segera dibangun yaitu, jembatan dari Pante Kera menuju Simpang Jernih dan Melidi serta Tampur Boor.

"Dalam Musrenbang terungkap keinginan kuat masyarakat agar kedua jembatan itu terealisasi dalam tahun 2019 mendatang. Hal ini bersifat urgen bagi kecamatan perbatasan antara Aceh Timur dan Aceh Tamiang ini," ungkap Mat Rais.

Selama ini, sambung dia, warga mengandalkan moda penyeberangan sungai berupa getek. Begitupula anak sekolah yang harus menggunakan perahu menuju tempatnya belajar.

Disisi lain, belum terpenuhi infrastruktur jalan dan jembatan membuat kesulitan bagi masyarakat untuk mengangkut hasil komoditas pertanian guna dibawa ke pusat penjualan. Dan kondisi tersebut berlangsung sejak bertahun lampau dan hingga kini belum tersentuh infrastruktur yang layak, seperti jalan dan jembatan di daerah lain.

Lanjutnya, bila kedua jembatan tersebut terwujud pembangunannya, maka akan mendongkrak perekonomian masyarakat. Karena selama ini nilai jual komoditas pertanian maupun perkebunan di daerah itu sangat rendah.

"Selama ini sulit sekali akses transportasi sehingga harga jual karet maupun pinang milik warga sangat rendah. Kita harapkan dengan dibangunnya jalan dan jembatan bisa mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar," papar Anggota DPRK Aceh Timur dua periode ini.

Dikatakan, jalan darat menuju ibukota Simpang Jernih bisa ditempuh melalui Desa Batu Bedulang, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang. Hanya saja, kondisi jalan di perbatasan dua kabupaten itu kondisinya sangat memprihatinkan. Dimana, jalan tanah yang sulit dilalui kenderaan pada saat hujan turun.

"Kalau dari Batu Bedulang, Kabupaten Aceh Tamiang menuju Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur berjarak sekira 2 Km dengan kondisi jalan rusak parah," urainya.

Karenanya, apa yang diinginkan masyarakat Simpang Jernih adalah suatu harapan besar yang harus diperjuangkan bersama dan mendapat dukungan semua pihak.

"Kita berdoa dan berjuang agar dalam APBK Aceh Timur 2019 bisa terakomodir pembangunan dua jembatan dan sejumlah ruas jalan antar desa maupun yang menghubungkan ke ibukota kecamatan," pungkas Mat Rais.[Sm/Nas]
Komentar

Tampilkan

Terkini