ACEH TAMIANG - H. Efendiar terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Dewan Perwakilan Wilayah Partai Nanggroe Aceh (DPW PNA) Aceh Tamiang dalam kegiatan Konferensi Wilayah I partai tersebut di Hotel Grand Arya, Kecamatan Karang Baru, Selasa (09/04/2018).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Aceh Tamiang, H.T. Insyafuddin, ST. Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Juanda, SIP. Ketua Harian DPP PNA, Syamsul Bahri bin Amiren alias Tiyong. Sekjen DPP PNA, Miswar Fuady, SH. Wakil Ketua V DPP PNA, Jully Fuady, SH. Bendahara DPP PNA, Tgk. Lukman Age. Ketua DPD Partai Demokrat Aceh Tamiang, Nora Indah Dita dan seluruh Ketua DPK PNA, kader PNA Aceh Tamiang serta tamu undangan.
Ketua DPW PNA Aceh Tamiang, H. Efendiar dalam sambutannya menyampaikan dirinya selaku ketua DPW PNA Aceh Tamiang, melakukan persiapan verifikasi partai ini sangat singkat dikarenakan Aceh Tamiang sebelumnya tidak ada Pengurus PNA, sehingga dirinya bersama rekan-rekan PNA membentuk Pengurus baru. Walaupun mulai dari nol, namun sekarang sudah terbentuk pengurusnya diseluruh kecamatan dan tingkat gampong.
Menurutnya, pembentukan pengurus di Tamiang banyak rintangan yang dihadapi, namun harapannya kedepan khususnya pada parpol lainnya tentunya sangat berharap agar saling menjaga keamanan, kenyamanan rasa kondusif di tengah-tengah masyarakat.
"Karena menjelang pemilu legislatif 2019 ini banyak kontestan yang maju menjadi anggota legislatif baik DPRK maupun DPRA," ujarnya.
"Dengan banyaknya kontestan yang maju dari 19 parpol maka tentu akan terjadi gesekan-gesekan di lapangan. Hal ini tidak boleh terjadi di Aceh Tamiang. Jadi sama-sama kita jadikan Aceh Tamiang sebagai contoh oleh daerah lainnya dalam menghadapi baik pilkada maupun pileg untuk tetap menjaga ketertiban umum," jelas Efendiar.
Ia juga mengajak seluruh kader PNA untuk memberikan contoh etika politik secara sportif, rasa uhkuwah sesama muslim dan anak bangsa. Jangan gara-gara Pileg menjadikan permusuhan antara saudara sendiri.
"Apalagi sebelumnya pada pilkada 2017 lalu, kita sudah menerapkan pilkada halal dan kedepannya pilkada halal juga kita harus jalankan bersama dengan cara yang jujur, sportif dalam merebut kursi tentu jaga halal," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Harian DPP PNA, Syamsul Bahri bin Amiren alias Tiyong menyampaikan bahwa PNA yang lahir untuk demokrasi dan untuk berpartisipasi baik pemilu legislatif maupun pemilukada gub/bup dan walikota.
"Lahirnya parpol adalah bukan untuk bersaing, bukan untuk saling merampas untuk memperebutkan dengan cara-cara tidak elok. Lahirnya parpol baik lokal dan nasional adalah untuk saling bersanding, saling menutupi kekurangan, saling berkontribusi untuk rakyat yang kita cintai," kata Tiyong.
Ia juga mengingatkan kepada seluruh kader PNA, mulai tingkat gampong, kecamatan hingga kabupaten agar selalu menjaga nama partai tersebut. Jangan pernah tindakan-tindakan mengintimidasi dan mengintervensi pemilih dalam menyongsong Pemilu 2019 mendatang.
"Jika partai ingin besar jadilah partai yang disukai rakyat, penyaman dan pendamai untuk rakyat. Jangan gara-gara kita, rakyat terpaksa untuk memilih dan mengambil sikap," jelasnya mengingatkan.
"Dengan lahirnya PNA sebagai partai yang lama tetapi berganti dengan nama baru, kerena PNA tidak cukup kuota kursi pada pileg 2014 lalu. Mudah-mudahan dengan partai baru, energi baru kita dapat berdemokrasi yang modern, di cintai, di gemari. Jangan saling memfitnah, mencaci, menjegal walau dengan partai-partai lain maupun internal PNA," pungkasnya.[Red]