-->




Mempertimbangkan Manfaat dan Dampak Negatif Day Care

26 April, 2018, 00.23 WIB Last Updated 2018-04-26T00:24:22Z
IST
ANAK merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT untuk kita jaga. Memiliki anak adalah tanggungjawab yang besar bagi orangtua karena itu harus mendidiknya dengan baik agar menjadi anak yang membanggakan orangtua dan orang sekitarnya. Maka kelak anak akan mengingat jasa orangtua yang telah merawat dan mendidiknya.

Ada pepatah yang mengatakan bahwa buah jatuh tak jauh dari pohonnya, yang berarti bahwa sikap anak adalah gambaran dari orangtuanya. Anak usia dini merupakan fase kehidupan manusia yang menentukan perkembangan. Dalam perkembangannya, anak membutuhkan orangtua sebagai pendamping dan sebagai pemenuh kebutuhan.

Fenomena yang terjadi saat ini kebanyakan orangtua memiliki karir yang membuat mereka tidak bisa bersama dengan anaknya dan pemenuh kebutuhan untuk anak tidak dipenuhi secara optimal. Sebagian orang tua memilih alternatif lain dalam pengasuhan agar kebutuhan anak tetap terpenuhi.

Penitipan anak menjadi solusi bagi mereka yang berkarir. Salah satu lembaga penitipan anak yang populer sekarang ini adalah Day Care. Penitipan anak di Day Care mungkin alternatif yang baik bagi orangtua. Namun disamping itu masalah lain mungkin saja muncul, seperti isu masalah perkembangan anak yang lebih banyak menghabiskan dengan pengasuhnya berpengaruh pada perkembangannya.

Day care atau penitipan anak adalah lembaga pelayanan sosial dalam bidang kesejahteraan anak. Tipe pelayanannya berdasarkan waktu, salah satunya full day care, dimana anak selama seharian penuh dititipkan di TPA hingga orang tua atau ibu selesai bekerja. Biasanya anak yang dititipkan dari usia 6 bulan sampai 13 tahun.

Di day care, anak dapat belajar lebih mandiri dan dapat bersosialisasi lebih baik dengan lingkungan sekitar. Saat ini terdapat 50 lebih day care di Aceh. Melihat banyaknya tempat pengasuhan anak di Aceh, tentunya ada beberapa dampak yang didapat oleh sang anak, seperti kemampuan kognitif dan bahasa yang lebih baik.

Di day care anak mendapat kesempatan yang lebih luas untuk bersosialisasi dengan anak-anak lain seusianya dibandingkan di rumah, sehingga lebih terekspos pada berbagai pengalaman dan pemikiran. (Gibson, 2004). Tidak hanya memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik, tetapi juga memiliki kepercayaan diri yang kuat dan juga kemampuan memimpin.

Umumnya pengasuh di day care diberi pelatihan khusus tentang anak usia dini, sehingga dapat mengasuh anak dengan baik dibanding baby sitter. Selain dampak positif yang didapat sang anak, ada beberapa hal negatif yang harus kita ketahui, seperti biayanya yang agak mahal, terjadinya kekerasan dan anak yang dititipkan di day care cenderung rentan terhadap penyakit karena ia terekspos pada lebih banyak anak lain.

Bila ada anak lain yang sakit, ia lebih mudah tertular. Dan hal terburuknya adalah perasaan emosional antara si ibu dan anak akan merenggang. Lalu, apa yang terjadi jika kedekatan emosional antara anak dan orangtua menjadi renggang? Menurut teori perkembangan anak Erik Erikson, kegagalan pengasuh dalam membangun kelekatan pada anak akan menumbuhkan rasa mistrust yang dominan pada anak.

Mistrust adalah rasa ketidak percayaan, baik kepada lingkungan maupun pada pengasuhnya. Jika anak memiliki 'mistrust' dalam dirinya, akibat yang akan ditimbulkan adalah terganggunya perkembangan selanjutnya serta berdampak pada kepribadian anak kelak.

Namun ada juga anak yang tidak masalah dengan perkembangan emosionalnya meskipun diasuh oleh pengasuh, hal ini karena orangtua bisa mengatur hubungan dengan anaknya, antara lain dengan meluangkan waktu liburnya dengan bermain bersama sang buah hati dan sebagainya.

Ini dapat menjadi alternatif yang lebih baik bagi orangtua yang berkarir tapi tidak ingin anaknya mengalami masalah dalam perkembangannya daripada hanya berharap sepenuhnya anak diasuh di day care.

Penulis: Alya Habiba (Mahasiswi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala)
Komentar

Tampilkan

Terkini