-->








TMMD Mengubah 'Paradigma Negatif' Masyarakat Aceh Timur Terhadap TNI

13 April, 2018, 02.27 WIB Last Updated 2018-04-12T19:42:28Z
Satgas TMMD bersama masyarakat Pante Rambong dan Alue Ie Mirah mengerjakan pembpembang jembatan kanal C

LANGSA - Paradigma negatif masyarakat pedalaman Kabupaten Aceh Timur terhadap TNI berubah disaat Kodim 0104/Atim melaksanakan berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui kegiatan TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) Reguler ke-101.

Dalam kegiatan TMMD ke-101, Kodim 0104/Atim bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Aceh Timur melaksanakan program sasaran fisik dan non fisik. Sehingga masyarakat Aceh khususnya yang berada di Kecamatan Pantee Bidari dapat merasakan manfaat program-program tersebut.

Hal itu disampaikan Ramuli Yasin, Geuchik Pante Rambong kepada LintasAtjeh.com, Kamis (12/04/2018), usai membantu Satgas TMMD membangun jembatan kanal C di desa tersebut.

"Darurat Militer yang pernah dirasakan masyarakat Aceh pada masa konflik dahulu menimbulkan pandangan negatif bagi sebahagian Rakyat Aceh terhadap TNI. Namun kegiatan TMMD dalam membangun sarana dan prasarana serta infrastruktur di Kecamatan Pantee Bidari ini mampu mengubah paradigma masyarakat tersebut," ungkapnya.

Menurut Ramuli, rasa benci dan takut masyarakat pedalaman terhadap prajurit TNI itu timbul dikarenakan dahulu Aceh merupakan salah satu daerah yang dilanda konflik berkepanjangan. Sehingga bagi sebagian orang beranggapan bahwa TNI adalah sosok mesin perang yang mengerikan, kejam dan sadis.

"Tetapi anggapan itu terkikis dan hilang manakala masyarakat berbaur dalam kegiatan TMMD ini. Kepedulian TNI terhadap rakyat sangat dirasakan manfaatnya bagi penduduk yang tinggal di pedalaman seperti kami," akunya.

"Kedekatan dan kepedulian Satgas TMMD ini menjadikan TNI adalah sosok yang kami butuhkan dan selalu dirindukan kehadirannya," imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan Idris (25), salah seorang warga Desa Pante Rambong yang menerima bantuan perehapan rumah tidak layak huni. Bahkan, bapak satu anak ini sangat bersyukur dapat mengenal lebih dekat siapa sesungguhnya TNI.

Menurut pengakuan Idris, walaupun pada masa konflik dirinya masih anak-anak, namun rasa takut dan benci terhadap TNI sudah timbul. Karena di matanya, prajurit TNI itu merupakan sosok yang kejam.

“Ternyata pandangan saya selama ini terhadap TNI merupakan suatu kesalahan besar," ungkap Idris.

"Kegiatan TMMD yang dilaksanakan di daerah ini membuka pandangan kami terhadap siapa sesungguhnya TNI," jelasnya.


Satgas TMMD membantu anak-anak sekolah menyeberangi jembatan darurat

Sebelumnya, Idris yang berprofesi sebagai pekebun, bersama istri dan seorang anak balitanya mendiami rumah berukuran 2 x 3 meter. Namun sejak dilaksanakan TMMD ke-101 keluarga itu kini telah memiliki tempat tinggal yang layak.

"Selain menerima bantuan perehapan rumah, saya juga merasakan kepedulian pak Dandim yang begitu besar dan tak sanggup untuk membalasnya," ujar Idris.

"Pada saat pak Dandim berkunjung ke rumah saya yang baru selesai dibangun, anak kami sedang sakit. Kemudian beliau (Dandim 0104/Atim_red) menganjurkan saya untuk membawa berobat dan memberi kami uang," imbuhnya dengan rasa haru.

Oleh karena itu, sambung Idris, dirinya sangat bersyukur dan berterima kasih atas segala yang diberikan TNI dalam membantu meningkatkan kesejahteraan hidup keluarganya .

"Kami sangat bersyukur dan sangat berterima kasih kepada TNI atas segala yang diberikan," pungkasnya.

Sementara itu, Dandim 0104/Aceh Timur, Letkol Inf Muhammad Iqbal Lubis menjelaskan tujuan TMMD adalah untuk membantu pemerintah di daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan bersifat fisik maupun non fisik dan memantapkan kemanunggalan TNI-Rakyat dalam rangka mewujudkan ruang, alat, dan kondisi juang yang tangguh guna menciptakan suasana yang kondusif bagi terwujudnya stabilitas Kamdagri.

Adapun kegiatan fisik TMMD ke-101 yang dilaksanakan, terang Dandim, yaitu meliputi pembukaan dan pengerasan jalan sepanjang 350 m x 4 m  dari Desa Pante Rambong ke Desa Alue Ie Mirah. Kemudian pembuatan jembatan kanal C berukuran 4 m x 12 me, pembuatan 4 unit MCK, pembuatan 1 unit lapangan volly, pembangunan 6 unit rumah layak huni type 36.

“Selain itu, Satgas TMMD juga melakukan kegiatan non fisik antara lain sosialisasi hukum dan HIV AIDS, bela negara, wawasan kebanggaan (Wasbang), Wanra, olahraga, lingkungan hidup, seni budaya, pendidikan, Keluarga Berencana (KB) Kesehatan, Peternakan, pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Perkebunan, penanggulangan bencana alam serta pengobatan massal,” terang Dandim Aceh Timur.

“Untuk jumlah personel yang terlibat dalam TMMD sebanyak 150 orang, terdiri dari Satgas Kodim 0104/Aceh Timur, Polri, Pemda Aceh Timur, Prajurit Raider Khusus 111/KB dan Unsur Zeni TNI AD, TNI AL, TNI AU,” terang Dandim.

Sedangkan kegiatan tambahan lainnya, kata Letkol Inf Muhammad Iqbal Lubis, antara lain penyerahan bantuan sembako kepada pemilik rumah tempat anggota Satgas TMMD tinggal/menginap dan penyerahan 1.000 buku kepada pelajar SDN Pante Rambong serta bantuan dan alat tulis.

Berikut foto sasaran fisik dan non fisik TMMD ke-101:


Kondisi jembatan sebelum dibangun 

Jembatan yeng sedang dibangun 
Kondisi jalan penghubung antara Desa Pante Rambong dengan Alue Ie Mirah 
Kondisi jalan setelah dibuka 
Rumah ukuran 2X3 meter milik Idris sebelum dibedah 
Dansatgas TMMD Letkol Inf Muhammad Iqbal Lubis saat mengunjungi rumah Idris yang sudah dibangun 
Sasaran non fisik TMMD memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat Pante Rambong dan Alue Ie Mirah 
Satgas TMMD memberikan sosialisasi olahraga, seni dan budaya kepada masyarakat 
Dansatgas TMMD Letkol Inf Muhammad Iqbal Lubis menyerahkan bantuan berupa peralatan sekolah di SD Negeri Pante Rambong 
Satgas TMMD berikan penyuluhan penanggulangan bencana 


"Kehadiran Satgas TMMD ke-101 di Aceh Timur bukan hanya menyelesaikan sasaran fisik. Kegiatan ini juga mampu mengubah cara pandang dan paradigma masyarakat Aceh Timur, bahkan dapat menyembuhkan luka lama dan trauma akibat konflik yang panjang," demikian kata Dandim Aceh Timur, Letkol Inf Muhammad Iqbal Lubis mengakhiri penjelasannya.[SM]
Komentar

Tampilkan

Terkini