LHOKSEUMAWE - Gubernur Aceh Irwandi Yusuf meresmikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Sumbagut 2 Peaker berkapasitas 250 megawat di Kecamatan Muara Satu, Desa Meuriah Paloh, Kota Lhokseumawe, Jumat (11/05/2018). Pembangkit listrik tersebut akan memperkuat Sistem Kelistrikan Wilayah Aceh dan diharapkan dapat beroperasi pada akhir tahun 2019.
Peresmian tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Irwandi bersama Walikota Lhokseumawe, Suadi Yahya, GM PLN Aceh, Jefri Rosiadi dan pejabat PLN lainnya.
Irwandi mengatakan ketersediaan pasokan tenaga listrik di Wilayah Aceh, khususnya di Kota Lhokseumawe, akan mendukung masuknya investor dalam membangun investasi di Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe.
"Tanpa listrik, semua tidak bisa berjalan. Banyak investor mau menamankan modalnya di Aceh, tapi terkendala karena tidak cukupnya energi listrik. Masalah listrik juga kerap mengganggu aktivitas dan ekonomi masyarakat," kata Irwandi.
Penambahan energi listrik, kata Irwandi, harus dilakukan guna memenuhi kebutuhan masa depan. Langkah inilah yang terus dilakukan PT. PLN dengan dukungan Pemerintah Aceh.
"Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) 2 yang berkapasitas 250 MW yang kita lakukan hari ini," ujar Irwandi.
Gubernur Irwandi mengatakan masalah energi listrik Aceh dapat teratasi dengan dibangunnya pembangkit tersebut. Selain itu, PLTMG 2 juga diharapkan mampu mendukung kebutuhan energi listrik yang cukup besar untuk berbagai usaha, yang ada di KEK Arun-Lhokseumawe.
Irwandi menyampaikan beberapa pembangkit yang telah dibangun di Aceh juga akan memasuki tahap penyelesaian, seperti PLTA Peusangan berkapasitas 84 MW dan pembangkit listrik energi panas Bumi Jaboi, Sabang, yang berkapasitas 80 MW.
Selain itu, lanjut Irwandi, sumber energi listrik panas bumi Seulawah juga sedang dikerjakan dan siap berproduksi tahun 2020, dengan kapasitas awal 55 MW dari 165 MW kapasitas yang diharapkan. Beberapa sumber energi lainnya juga sedang digarap, seperti Gunong Geurudong oleh Hitay dari Turki.
"Jika pembangunan semua sumber energi itu telah selesai, Aceh akan memiliki energi listrik yang cukup besar dan mampu menopang iklim investasi di Aceh serta menumbuhkan lapangan-lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar," ujar Irwandi.
Irwandi meminta agar PLN bertanggung jawab dalam melakukan CSR kepada masyarakat. Pemerintah Aceh juga akan mengawasi CRS yang dilakukan oleh PLN.
Pada kesempatan tersebut, Irwandi mengimbau PLN agar memastikan ketersediaan listrik selama bulan Ramadhan.
"Beberapa waktu yang lalu, saya sudah duduk bersama GM PLN Aceh, saya minta agar listrik tidak mati lagi saat peak hours pada bulan Ramadhan, jika ada masalah segera diselesaikan sebelum Ramadhan," tegas Irwandi.
Sementara itu, General Manager PT. PLN Aceh, Jefri Rosiadi mengatakan, saat ini total beban listrik Aceh mencapai 490 Megawat. Untuk membantu memenuhi kebutuhan tersebut, listrik di wilayah Aceh mendapat suply dari PLTU Nagan Raya, PLTMG Arun dan beberapa pembangkit listik lainnya yang ada di Aceh, dengan total daya mencapai 453 Megawat. Aceh juga mendapat tambahan daya yang disuply dari sistem Sumbagut sebesar 57 MW.
"Kami menyadari, meskipun kondisi kelistrikan di Aceh aman, namun diperlukan pengembangan untuk menunjang perekonomian Aceh," kata Jefri.
Karena itu, kata Jefry, untuk mendukung pemenuhan kapasitas beban seiring dengan meningkatnnya perekonomian di wilayah Aceh, PLN terus melakukan pembangunan infrastruktur, baik dari sisi pembangkit, gardu induk dan transmisi.
Untuk diketahui, proyek pembangunan PLTMG Sumbagut 2 Peaker 250 MW yang dilaksanakan oleh kontraktor Konsorsium PT Wijaya Karya– TSK dan PT Sewatama ini merupakan Proyek Strategis Nasional dan salah satu Program 35.000 MW yang dicanangkan oleh Pemerintah.[Humas Aceh]