ACEH TIMUR - Kabid Ekonomi Ikatan Pemuda Pelajar Aceh Timur (IPPAT) Muhammad Alkhalizi meminta Pemerintah Aceh untuk melegalkan tambang rakyat (Sumur Minyak) di Aceh Timur.
Hal itu disampaikannya melalui pesan elektronik kepada LintasAtjeh.com, Jum'at (04/05/2018).
Menurut dia, sebaiknya pemerintah dan pihak-pihak terkait membuat suatu pilot projek untuk membantu masyarakat yang menyuling minyak secara tradisional di Rantau Panjang, Peureulak.
"Campur tangan pemerintah sangat perlu untuk memberi bimbingan dan pengatahuan terhadap masyarakat pengebor minyak yang ada Aceh Timur," ujarnya
Kata dia lagi, pemerintah jangan menutup sumur minyak di Rantau Panjang. Jika sumur minyak masyarakat itu ditutup, berarti sama halnya pemerintah telah merenggut hak sosial dan ekonomi masyarakat kecil.
"Penutupan sumur minyak di Rantau Panjang bukanlah solusi yang tepat dengan melihat kondisi dan situasi ekonomi Aceh sekarang," terang Khalizi.
Lanjut dia, bila pemerintah tidak mampu untuk membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat Aceh khususnya masyarakat Rantau Peureulak, maka sebaiknya lahan pekerjaan yang telah dibuka secara tradisional oleh masyarakat jangan dipaksakan untuk ditutup dengan alasan tidak memiliki izin atau illegal.
"Bagaimana, jika pemerintah memakai pola pikiran yang lebih maju sedikit untuk mengembangkan usaha rakyat ini dan memberikan izin serta di lahan pekerjaan mereka?" ungkapnya.
"Pemerintah harus selalu mengawasinya, supaya mereka masyarakat yang bekerja sebagai penyuling minyak tradisional mendapat keamanan layaknya seorang pekerja," tandas Kabid Ekonomi IPPAT tersebut.
Ditambahkannya lagi, sungguh sangat disayangkan bila pemerintah bertekad untuk menutup sumur minyak tradisional yang ada di Rantau Panjang, Aceh Timur. Karena efeknya sangat besar, masyarakat disana akan kehilangan lapangan pekerjaannya dan pengangguran akan segera bertambah di Aceh khususnya Aceh Timut.
"Jika Pemerintah Aceh ngotot ingin menutup tambang rakyat tersebut, mungkin suatu waktu nanti Pemerintah Aceh akan dimusuhi oleh rakyatnya sendiri, karena angka pengangguran dan kriminal pun akan meningkat,“ tutup pemuda kelahiran Idi Rayeuk, Aceh Timur ini.[*]