MEDAN - Donald Trump mengaku Yerusalem sebagai Ibukota Israel dan akan menyiapkan pembukaan resmi kedutaan AS di Yerusalem sesegera mungkin. Apa yang dilakukan Trump adalah bentuk kedzoliman yang besar dan akan menjadi sejarah peradaban bangsa seluruh dunia dan tentunya dunia mengutuk perlakuan trump.
Sekretaris Koordinator SPMA Sumut, Gendon Selian mengutuk keras bentuk perlakuan keputusan provokasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tersebut. Dalam hal ini juga, Gendon Selian kepada media mengatakan pemerintah harus segera mengambil sikap tegas atas permasalahan yang ada di Palestina.
"Karena kita harus mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945," tukasnya.
Hal itu, menurut Gendon, karena tindakan tidak bertanggungjawab yang bukan hanya menginjak-nginjak harkat martabat bangsa perdamaian di bagian Timur Tengah. Tentunya akan melukai hati ummat Islam di seluruh dunia dan akan membangun kekuatan ekspansi besar dalam menyelamatkan Baitul Maqdis.
"Bencana terbesar ini, semua dalangnya adalah Donald Trump. Jika dia tetap ngotot merealisasikan keputusan provakatif ini, kelak lembaran sejarah dunia akan mencatatkan namanya sebagai salah satu tokoh yang menjadi nahkoda hitam dalam perabadan modern manusia. Warga seluruh penjuru dunia harus melawan keputusan ini," ujar Gendon Selian kepada LintasAtjeh.com, Sabtu (12/05/2018).
Gendon mengatakan provokasi yang dilakukan Trump menunjukkan bahwa Presiden ke-45 AS ini tidak hanya mengoyak-ngoyak kesepakatan Dewan Keamanan PBB. Ia menilai Trump juga menghianati perjuangan dan komitmen negara-negara muslim dan negara lain di dunia, dalam membantu kemerdekaan Palestina.
"Trump sama sekali tidak memperdulikan sikap tegas negara-negara muslim terbesar di dunia seperti Indonesia, Turki, Mesir dan banyak negara muslim lainnya yang selama ini memperjuangkan kemerdekaan Palestina," imbuhnya.
Bagi Gendon, Trump seolah menutup telinga atas penolakan negara-negara besar seperti Rusia dan Tiongkok serta negara-negara di Uni Eropa. Orang seperti Trump ini benar-benar akan menjadi bencana besar bagi dunia dan sekali lagi.
"Saya harapkan kepada Pemerintah Indonesia harus mengambil peran yang sangat besar untuk menghentikan rencana tidak baik ini kepada Presiden Amerika Serikat. Dan bukan hanya karena Indonesia merupakan negara muslim terbesar dunia, tetapi karena ikut memerdekakan Palestina merupakan bagian dari amanat konstitusi bangsa," tutup Sekretaris Korwil SPMA Sumut ini.[Red]