-->








Mohamad Nasir: Seni Harus Bisa Menjadi Industri

09 Juli, 2018, 13.46 WIB Last Updated 2018-07-09T06:46:10Z
PANDAAN - Pada perspektif nasional, Indonesia tidak hanya perlu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta riset, tetapi juga harus menumbuh kembangkan seni dan budaya daerah maupun nasional. Hal tersebut diungkapkan Nasir saat membuka Festival Kesenian Indonesia ke-X di Amphiteater Taman Candra Wilwatikta, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (07/07/2018) malam, bersama Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan para Rektor 9 Perguruan Tinggi Seni Indonesia.

"Seni menyatukan kita semua dalam damai dan sejahtera. Dengan seni ini kita memberikan nilai-nilai yang mencerminkan Indonesia dalam berbagai suku bangsa dan menjadi satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia," ucap Nasir. 

Dalam kesempatan itu, Nasir tekankan bahwa Perguruan Tinggi Seni harus bergandengan dengan Dinas pariwisata di daerah, karena memberikan nilai lebih nantinya untuk ekonomi bila sudah terjalin kerja sama yang baik. 

"Jadi seni harus bisa jadi industri. Angkat kearifan lokal. Barangkali perlu satu mata kuliah yang mendukung itu, yaitu art management atau art enterpreneurship. Jadi bisa diajarkan kolaborasi dengan bisnis travel, hotel dan lainnya, saya yakin pasti bisa. Saya akan minta kegiatan seni yang lebih banyak, dan itu didanai oleh Kementerian," urainya.

Festival Kesenian Indonesia ke-X kali ini akan berlangsung dari tanggal 7-12 Juli 2018, dengan mengambil tema "Seni, Identitas, dan Realitas".

Kegiatan ini merupakan agenda dua tahunan Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKS-PT SENI), hasil kolaborasi serta diikuti oleh 9 Perguruan Tinggi seni se-Indonesia, antara lain ISI Denpasar, ISBI Aceh, ISBI Tanah Papua, ISBI Bandung, Institut Kesenian Jakarta, ISI Jogjakarta, ISI Surakarta, ISI Padang Panjang, dan Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya, dimana STKW didapuk menjadi tuan rumah. 

Nasir sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Perguruan Tinggi Seni di Indonesia untuk memajukan keilmuan seni melalui festival yang dilakukan. 

"Rangkaian kegiatan festival ini saya kira tidak hanya merepresentasikan berbagai riset dan tanggungjawab terhadap kemajuan seni dan teknologi mutakhir, tetapi juga sekaligus merealisasikan langsung keilmuan seni dalam interaksi sosial masyarakat melalui karya seni pertunjukan, seni rupa, dan film," tutur Nasir. 

Sementara Gubernur Jatim, Soekarwo, mengatakan bahwa festival seperti ini merupakan inisiatif luar biasa dari perguruan tinggi seni, sebuah produk pemikiran yang membuat Indonesia sangat harmoni. 

"Apa saja sekarang bisa menjadi konflik, tapi begitu seni dan budaya masuk, akan menjadi penuh senyum dan saling sapa. Karena hidup harmoni menjadi sangat penting di Indonesia dan itu bisa dilakukan karena hasil dan peristiwa budaya. Budaya dapat membasuh kekotoran dalam hati kita," jelasnya.[*]
Komentar

Tampilkan

Terkini