-->




Pilpres 2019: Djoko Santoso 'Jenderal Perang' Badan Pemenangan Prabowo-Sandi

22 September, 2018, 09.36 WIB Last Updated 2018-09-22T02:36:53Z
IST
JAKARTA - Djoko Santoso resmi menjadi Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Keberhasilan Djoko Santoso memenangkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilkada DKI 2017 dan kariernya di militer jadi pertimbangan utama Prabowo memilih Djoko.

Djoko adalah mantan Panglima TNI. Dia menjabat pucuk tertinggi militer pada 28 Desember 2007 hingga 28 September 2010. Karier militer Djoko dimulai tahun 1975 saat lulus dari AKMIL. Usianya ketika itu 23 tahun.

Djoko banyak berdinas di pasukan Kostrad. Ia ditugaskan di bidang intelijen, salah satu bidang yang ia kuasai. Meski begitu, ia juga dapat tugas di teritorial. 

Sosok Djoko mulai mendapat sorotan di kalangan perwira tinggi saat diangkat sebagai Panglima Kodam CVII/Pattimura pada 2002. Sebagai Pangdam Pattimura, ia dinilai berhasil menangani kerusuhan di Maluku. Kiprahnya di Maluku menjadi salah satu yang sangat mempengaruhi kariernya. 

Usai menjadi Pangdam Pattimura, Djoko pun dipromosikan sebagai Panglima Kodam Jaya pada 2003. Karier Djoko terus melesat. Pada tahun yang sama ia kembali dipromosikan menjadi Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (WaKSAD). Dua tahun kemudian atau pada 2005 Djoko diangkat menjadi KSAD menggantikan Ryamizard Ryacudu.

Puncak karier Djoko Santoso saat dirinya didapuk sebagai Panglima TNI periode 2007-2010 pada masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono.

Sempat 'bertapa' cukup lama setelah pensiun, Djoko pada 2015 melanjutkan kariernya dengan bergabung di Partai Gerindra. Dia masuk struktur dewan pembina partai.

Tak banyak yang bisa diketahui soal kiprah Djoko di Gerindra. Namun pada 2017, Djoko membuktikan kemampuan politiknya dengan memenangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uni di Pilkada DKI Jakarta.

Saat itu Djoko memang tercatat sebagai anggota tim sukses Anies-Sandi. Dia diberi tugas khusus mengawal Anies-Sandi di Jakarta Timur. Jakarta Timur punya arti sangat strategis karena tercatat sebagai daerah dengan jumlah pemilih terbesar dibandingkan daerah lain di ibukota. KPU DKI mencatat Jakarta Timur memiliki 2.006.397 pemilih.

Hasilnya tak mengecewakan. Djoko berhasil menaklukkan Jakarta Timur. Anies-Sandi menang dari Ahok-Djarot dengan selisih lebih dari 300 ribu suara. Kini Djoko memimpin BPN pasangan Prabowo-Sandiaga untuk Pilpres 2019.

Jelas, ada perbedaan besar antara kerja pemenangan di Pilkada DKI dengan Pilpres 2019. Namun pengalaman membantu memenangkan Anies-Sandi di Jakarta tetap menjadi modal penting bagi Djoko untuk bertarung di medan perang Pilpres 2019.[CNN Indonesia]
Komentar

Tampilkan

Terkini