-->








Robert: Pemko Langsa Lemah Syahwat Tangani Serbuan Lalat yang Diduga dari Kandang Ayam

20 September, 2018, 16.47 WIB Last Updated 2018-09-20T11:06:54Z
LANGSA - Serbuan lalat yang menyerang pemukiman penduduk beberapa desa di Kecamatan Langsa Lama dan Timur sudah sangat meresahkan serta menimbulkan kekhawatiran terhadap kesehatan masyarakat sekitar. 

Lalat yang menyerang pemukiman penduduk Gampong Simpang Wie, Matang Panyang, Buket Meudang Ara, Buket Pulo dan Asam Peteuk tersebut diduga berasal dari sejumlah kandang peternakan ayam potong di sekitar wilayah itu. 

Menurut pengakuan sejumlah warga Gampong Simpang Wie yang tidak ingin disebutkan namanya kepada LintasAtjeh.com, Rabu (19/09/2018), serbuan lalat itu sudah berlangsung sejak berdirinya kandang peternakan ayam potong empat tahun lalu. Apalagi pada saat panen, rumah-ramah warga dan warung kopi dipenuhi lalat. 

"Untuk menanggulangi serbuan lalat itu, kami terpaksa mengeluarkan dana untuk membeli lembaran kertas perangkap lalat (Well Fly Paper_red). Setiap hari ribuan lalat yang hinggap pada makanan dan minuman membuat resah kami," ungkapnya. 

Hal senada juga disampaikan warga lainnya. Ia menambahkan bahwa kandang peternakan ayam potong yang berada di Gampong Asam Peteuk, Kecamatan Langsa Lama itu diduga penyebab timbulnya serangan lalat di Gampong Simpang Wie. 

"Kondisi seperti itu membuat kami sangat resah dan menimbulkan kekhawatiran, karena serangan lalat tersebut akan menyebabkan penyakit pada warga," terangnya. 

"Kami tidak bermaksud untuk menggangu usaha orang. Namun kami berharap kepada para pengusaha peternakan ayam potong dan Pemko Langsa serta pihak terkait agar dapat mengatasi timbulnya serangan lalat yang berdampak terhadap kenyamanan dan kesehatan masyarakat," cetusnya. 

Sementara itu, Ibnu Abas, Geuchik Simpang Wie saat dikonfirmasi LintasAtjeh.com membenarkan adanya serangan lalat ke pemukiman penduduk yang menimbulkan keresahan masyarakat. Bahkan beberapa bulan yang lalu, warga ingin mendatangi pemilik kandang peternakan ayam potong tersebut untuk menyampaikan protes.

"Silahkan saja para pemilik peternakan ayam potong tersebut menjalankan usahanya. Namun, semestinya para pengusaha itu dapat menjalankan aturan sehingga tidak menimbulkan lalat yang menganggu warga," ujar Ibnu. 

"Bila kondisi ini terus dibiarkan, kami khawatir kesabaran masyarakat akan habis dan memicu timbulnya tindakan yang tidak diinginkan dari masyarakat," tandasnya. 

Menanggapi permasalahan yang dirasakan masyarakat di wilayah Kecamatan Langsa Lama dan Timur tersebut, Syamsul Bahri, SH, anggota DPRK Langsa kepada LintasAtjeh.com, Kamis (20/09/2018) mengatakan bahwa persoalan ini sudah pernah disampaikan dan dibahas dalam rapat paripurna. Namun pihak Pemko Langsa tidak menindaklanjuti masalah itu. 

"Pemko Langsa terkesan lemah syahwat dalam menyelesaikan permasalahan lalat yang menyerang masyarakat di beberapa desa pada Kecamatan Langsa Lama dan Timur," ujar Syamsul Bahri yang akrab disapa Robert. 

Menurutnya, semestinya Pemko Langsa harus peduli untuk menangani dan menindaklanjuti keresahan masyarakat. Karena permasalahan ini sudah berlangsung cukup lama. 

"Saya merasa prihatin atas adanya serangan lalat yang sudah sangat meresahkan masyarakat. Untuk kesekian kali, saya minta Pemko Langsa melalui instansi terkait dapat menyelesaikan permasalahan tersebut," tegas satu-satunya anggota DPRK Langsa yang dikenal sangat peduli dengan masyarakat itu. 

"Jangan karena kepentingan seseorang atau pemilik kandang peternakan ayam potong, lalu mengabaikan keluhan keresahan masyarakat," tandas Robert.[Sm]
Komentar

Tampilkan

Terkini