-->


GAM Oposisi Ancam Bubarkan Perdamaian Aceh, Ini Alasannya!

24 Oktober, 2018, 12.59 WIB Last Updated 2018-10-24T05:59:44Z
BANDA ACEH - Penangkapan Irwandi Yusuf (Gubernur Aceh non aktif) oleh KPK sudah berjalan 4 (empat) bulan. Namun sampai saat ini, kasus Irwandi semakin tidak terbukti kuat seperti yang dituduhkan oleh KPK.

"KPK terindikasi kuat dengan sengaja berkonspirasi jahat untuk menjatuhkan marwah Aceh serta mengobok-obok perdamaian Aceh yang telah berjalan 13 tahun lamanya," demikian kata Presidium GAM Oposisi, Tgk. Syekhy kepada LintasAtjeh.com, Rabu (24/10/2018).

Lanjut dia, ini tidak bisa kita biarkan. Karena KPK tidak punya legalitas untuk menyelesaikan permasalahan di Aceh pasca kesepakatan damai antara GAM dengan Pemerintah RI pada 2005 silam. Sekali lagi, KPK tidak punya hak masuk ke Aceh.

"Oleh sebab itu, kami menghimbau seluruh mantan kombatan yang hana tamong (tidak masuk) dalam sistem partai dan pemerintah (GAM Oposisi), mari geutanyoe (kita) bersatu dengan semua elemen baik dengan GAM cok dame (mengambil perdamaian), untuk ta peugot (kita buat) aksi besar-besaran di Aceh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, demi membela marwah Aceh," ujar Tgk. Syekhy yang diaminkan para mantan kombatan lainnya.

Masih kata dia, KPK telah melakukan tindakan semena-mena terhadap Aceh. Mari geutanyoe (kita) kecam keras terhadap penahanan Irwandi Yusuf (Gubernur Aceh non aktif) yang terbukti secara diskriminatif.

"Tolak penangkapan Gubernur Aceh oleh KPK, karena melanggar konstitusi kesepakatan perdamaian antara GAM dan RI. Seudara ban bandum tinggalkan atribut politik yang berbeda, demi Nanggroe Aceh," ajaknya.

Bila Gubernur Aceh tidak segera dilepaskan oleh KPK, terang dia,  maka kita akan membubarkan perdamaian tersebut. Kita minta semua rakyat dan eks kombatan GAM kembali menuntut keluar dari NKRI, dengan dua opsi merdeka atau referendum.

"Irwandi Yusuf merupakan suatu simbol perdamaian Aceh, begitu juga sebaliknya. Apabila pemerintah tidak bisa menjaga perdamaian Aceh, maka Aceh akan terjadi konflik," ujar Tgk. Syekhy mengingatkan.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini