-->








Pesantren 'Manarul Islam' Aceh Tamiang Gelar Tabliqh Akbar Bersama Ustadz Tengku Zulkarnain

20 November, 2018, 20.36 WIB Last Updated 2018-11-20T13:36:51Z
ACEH TAMIANG - Memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1440 H tahun 2018, Pesantren Perbatasan 'Manarul Islam', yang beralamat di Jalan Lintas Medan - Banda Aceh Dusun Harum Sari, Desa Seumadam, Kecamatan Kejuruan Muda, menggelar tabliqh akbar bersama Wasekjen MUI Pusat, Ustadz DR. H.T. Zulkarnain, MM, Selasa (20/11/2018).

Informasi yang dihimpun Lintasatjeh.com, acara tabliqh akbar tersebut dihadiri oleh Bupati Aceh Tamiang H. Mursil, SH,M.Kn, Ketua DPRK Fadlon, SH, Wakil Ketua DPRK Nora Ida Nita, SE, Dandim 0117/Atam Letkol Inf. Deki Rahyusyah Putra S.Sos.M.I.Pol, Kapolres AKBP Zulhir Destrian, SIK,MH, Kasdim Mayor Inf. A. Yani, dan Pimpinan Pesantren Perbatasan Manarul Islam Ustadz Mustafa Abdussalam, M.Kom.

Selain itu tampak hadir, Pimpinan Pesantren Fazrus Salam Desa Medanggini Ustadz Hasan Al Hafiz,
Pasi Log Kodim 0117/Atam Kapten Inf Iswan, Qori internasional H.Darwin Hasibuan S.Pd.i, Camat Kecamatan Kejuruan Rusni Devi Ariyanti M. S.STP, serta Para Wali Santri/Santriwati Pesantren Perbatasan Manarul Islam.

Ketua DPRK Atam Fadlon SH, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pimpinan beserta pengurus Pesantren Perbatasan Manarul Islam yang memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1440 H tahun 2018, dengan menggelar acara tabliqh akbar bersama Wasekjen MUI Pusat, Ustadz DR. H.T Zulkarnain, MM.

"Semoga acara ini menjadi momentum bagi kita untuk menjadi umat yang lebih baik dari sebelumnya. Kami juga berharap dengan adanya acara ini kita sebagai umat Muhammad SAW, semakin cinta dengan apa yang menjadi sunah Nabi dan menjadi umat yang mengikuti ajaran Nabi dan menjauhi segala yang dilarang oleh Nabi," demikian disampaikan Ketua DPRK Aceh Tamiang Fadlon SH.

Selanjutnya, sambutan dari Pimpinan Dayah Perbatasan Manarul Islam Ustadz Mustafa Abdussalam, M.Kom, menyampaikan bahwa pesantren yang dipimpin oleh dirinya saat ini didirikan pada tahun 2010 lalu, dengan jumlah santriwan dan santriwati sebanyak 250 orang. Pada awalnya, direncanakan pelaksanaan acara peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1440 H digelar secara sederhana, namun karena mendapat banyak dukungan, termasuk dari Bupati Aceh Tamiang maka tumbuhlah semangat untuk menggelar tabligh akbar bersama Ustadz Tengku Zulkarnain.

"Semoga tausyiah dari Ustadz Tengku Zulkarnain dapat memberikan nasehat kepada kami agar semakin bertambah kecintaan kami kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Kedepan kami berharap dengan banyaknya pemimpin daerah yang hadir ke pesantren kami semoga akan semakin bertambah fasilitas di pesantren kami," sebut Ustadz Mustafa Abdussalam, M.Kom.

Ceramah Wasekjen MUI Pusat ustadz DR. H.T Zulkarnain, MM, intinya menyampaikan bahwa sejak zaman dahulu, umat Islam sudah mengenal tanggal bulan dan tahun, seperti contoh Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin tanggal 12 rabiul awal.

Lanjut Ustadz Tengku Zulkarnain, salah satu kesalahan umat Islam saat ini karena telah mengikuti kalender masehi, padahal kalender tersebut adalah kalender orang nasrani, yang telah dibuat oleh kerjaan Romawi, sementara kalender orang Islam yaitu kalender bulan, dan matahari.

Terkait penjelasan 'Tahun Matahari' telah ditulis dalam surat Al- Isra Ayat 12 yang dijelaskan bahwa Allah SWT menciptakan malam dan siang, masing-masing sebagai tanda kekuasaan-Nya. 

Siang dan malam merupakan dua peristiwa yang selalu silih berganti yang sangat berguna bagi kemaslahatan manusia dalam menjalankan kewajiban agama dan urusan-urusan duniawi.

Di waktu siang mereka dapat berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan di waktu malam mereka dapat beristirahat untuk melepaskan lelah. 

Perubahan siang dan malam itu sangat berguna bagi manusia untuk mengetahui bilangan tahun, bulan dan hari serta perhitungannya. 

Shalat yang pertama kali dizohirkan yaitu shalat Dzuhur yang menggunakan waktu matahari, sehingga jangan sampai umat Islam salah faham, bahwa memang kalender matahari adalah milik orang Islam. Sepertihalnya pada saat bulan Ramadhan, sahur sebelum terbit fajar dan berbuka sesudah tenggelam matahari.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dilaksanakan sebagai bentuk kecintaan umat Islam kepada Rasul dan salah satu Perintah Allah SWT kepada Nabi yaitu mentauhidkan Allah yang artinya tidak boleh menyembah selain Allah, karena pada zaman zahiliyah suku Qurais banyak yang menyembah Tuhan selain Allah.

"Untuk itu kita sebagai umat Islam harus mencintai Rasul dengan cara, menghilangkan budaya yang berbentuk zahiliyah, seperti contoh adanya kenduri memberi makan laut di masyarakat pesisir, karena kegiatan tersebut sudah mendekat dengan perbuatan musrik," demikian inti ceramah yang disampaikan oleh Wasekjen MUI Pusat, Ustadz DR. H.T Zulkarnain, MM.[ZF]
Komentar

Tampilkan

Terkini