-->








Peusaba Desak Pemerintah Aceh Hentikan Perusahaan Perusak Lingkungan

04 November, 2018, 13.54 WIB Last Updated 2018-11-04T06:54:39Z
BANDA ACEH - Peusaba mengaku terkejut membaca media harian lokal dimana masyarakat memprotes PT EMM yang menyerobot tanah mereka. Ia mengingatkan setiap perusahaan luar jangan membuat kekacauan di Aceh yang baru saja menikmati masa perdamaian.

"Kami meminta pemerintah Aceh bersikap tegas terhadap perusahaan luar di Aceh," kata Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman kepada LintasAtjeh.com melalui pesan Whatsapp, Minggu (04/11/2018).

Dikatakannya, kawasan Aceh mempunyai kekayaan alam yang hijau. Untuk itu diingatkan perusahaan jangan merusak alam demi sebuah proyek. Terutama adat dan budaya Aceh

"Kami ingatkan agar kekayaan alam Aceh wajib dijaga. Aceh adalah kawasan pertanian sejak dulu yang di kenal dengan sebutan  "Panghulee Hareukat Meugo" artinya penghulu mata pencaharian itu bertani," ucapnya.

Peusaba berpendapatan, jika kawasan Aceh dijadikan tempat industry maka kawasan alamnya akan hancur dengan menerima kerugian selamanya. Dikarenakan dampak dari mencari proyek tampa berpikir panjang.

"Contohnya paling jelas adalah proyek kawasan Ipal di Gampong Pande yang mengenai kawasan situs makam ulama penyebar Islam yang ditentang oleh seluruh Rakyat Aceh. Air buangan kotoran manusia di buang kesungai dan tepi laut sehingga kawasan itu tercemar," tuturnya.

Peusaba menilai, pihak pemerintah Aceh jangan hanya mencari proyek saja. Hentikan pemikiran lama bahwa semakin banyak proyek semakin maju kawasan itu, apa artinya banyak proyek kalau merusak alam dan menghancurkan adat budaya

Pemerintah Aceh harus berpikir jernih, katanya, dalam membangun yang berlandaskan syari'at Islam dan adat istiadat Aceh. Selanjutnya pemerintah juga harus memberi kebijakan yang pro kepada rakyat Aceh bukan pro kepada perusak alam dan peninggalan sejarah Aceh dan khususnya merusak tatanan masyarakat. 

"Kebijakan anda adalah penentu masa depan kami dan generasi berikutnya. Hentikan segala kegiatan yang merusak alam dan sejarah Aceh," pungkasnya.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini