-->








Peusaba Minta Pemerintah Aceh Jaga Batas Wilayah Kepulauan Singkil

08 November, 2018, 02.25 WIB Last Updated 2018-11-07T19:25:11Z
BANDA ACEH - Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman mengatakan banyak sekali masalah yang muncul di Aceh belakangan ini. Sekarang kasus terbaru klaim sepihak dari Wilayah Sumatera Utara tentang Batas Wilayah di Kepulauan Singkil.

Terkait hal ini, Peusaba meminta pihak Pemerintah Aceh, DPRA dan Wali Nanggroe bersatu padu menjaga wilayah Aceh. Jangan sampai Wilayah Kepulauan Aceh lepas sehingga muncul hinaan.

"Pahlawan masa perang tapi ureung publoe Nanggroe masa dame (penjual negeri masa damai)". Kami meminta semua pihak menghilangkan perbedaan dan bersatu padu membangun Aceh," kata Mawardi Usman kepada LintasAtjeh.com, Kamis (08/11/2018).

Lebih lanjut, kata Mawardi Usman lagi, berapa hari belakangan ini beberapa masalah lain juga kian beruntun menimpa Aceh tanpa persatuan semua pihak menghilangkan perbedaan bisa jadi Aceh akan lenyap dalam sejarah bangsa-bangsa. 

"Kepada saudara kami di Aceh agar menghentikan berkelahi antar sesama Aceh jika kita tidak bersatu bukan tidak mungkin Aceh akan bernasib sama seperti tahun 1952 menjadi keresidenan (Kabupaten) dibawah Sumatera Utara," ucapnya.

Padahal, sebutnya, Aceh memiliki tokoh kaliber nasional hingga Internasional masa itu. Cobalah  pemimpin semua di Aceh berpikir jernih dan tenang jika wilayah Kepulauan Aceh hilang maka lama-kelamaan semua wilayah Aceh bisa hilang. 

"Ingatlah sejarah ketika Barus yang merupakan Wilayah Aceh diambil alih Belanda namun Kesultanan Aceh sedang perang saudara akhirnya jatuhlah wilayah lain ketika Aceh sudah lemah barulah Belanda menyerang. Maka Aceh hari ini harus bersatu kuat dan saling tolong menolong," sebutnya.

Seperti ucapan dalam hikayat, lanjutannya lagi, ureung islam tulong mulong ureung gampong mandum syeedara (orang islam saling tolong menolong semua orang gampong Itu bersaudara). Harus diingat Aceh adalah kekuatan Islam di Nusantara. 

"Karena itu Peusaba menuntut agar wilayah Barus dikembalikan ke wilayah Aceh sebab Barus sejak dulu memang wilayah Aceh," paparnya.

Ia juga berharap kepada semua masyarakat Aceh dengan kejadian ini agar tidak terpancing amarah atau emosi hingga melakukan perbuatan yang tidak baik.

"Semua ini kita serahkan kepada pihak yang bertanggungjawab. Aceh ini adalah suatu negeri yang memiliki peradaban tinggi," tandasnya.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini