IST |
Grace berkata partainya tidak akan pernah mendukung perda yang berlandaskan agama, seperti Perda Injil dan Syariah.
"PSI akan mencegah lahirnya ketidakadilan, diskriminasi dan seluruh tindakan intoleransi di negeri ini. PSI tidak akan pernah mendukung perda-perda Injil atau perda-perda syariah," ujar Grace.
Menanggapi hal itu, Koordinator Perkumpulan Warga Muda Patriot Muslim, menilai pernyataan Grace tersebut dilatarbelakangi oleh formalisasi hukum agama yang diskriminatif.
"Kita semua sempat tahu ada Raperda di salah satu daerah yang melarang adzan dan pemakaian jilbab. Ada pula Perda di daerah lain yang mengatur tata cara pemilihan kepala desa yang memuat kewajiban bisa baca Al Qur'an. Ini khan diskrimanatif namanya, merugikan salah satu agama," ungkap Patriot kepada LintasAtjeh.com, Selasa (14/11/2018).
Lebih lanjut, Patriot mengungkapkan bahwa yang terpenting bagi umat beragama saat ini adalah menjalankan etos dari masing-masing agama, menegakkan keadilan sosial dan membangun tatanan masyarakat yang egaliter ketimbang formalitas Perda Injil dan Syariah.
"Jangan terjebak pada formalitas," imbuh aktivis yang merupakan alumnus Universitas Indonesia tersebut.
Dalam beberapa hari terakhir, pidato Grace Natalie pada HUT PSI ke-4 direspon oleh berbagai pihak. Antara lain Direktur Pencapresan PKS Suhud Aliyudin yang menilai hanya PKI yang menolak agama, serta Wasekjen Partai Demokrat yang menilai PSI membuka ruang islamofobia.[*/Red]