-->




Ngawur, Ketua Muhammadiyah Salah Minum Obat!

31 Desember, 2018, 12.54 WIB Last Updated 2018-12-31T05:54:53Z
MEMBACA pidato iftitah Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto melalui medsos setelah dilantik dan kalau itu betul pidatonya maka benar-benar anak ini sudah salah minum obat.
Dia mengatakan bahwa Pemuda Muhammadiyah akan membereskan warga Muhammadiyah yang tidak taat pimpinan. Dia merujuk pada perintah Ketum PP Muhammadiyah yang melarang agar warganya untuk tidak ikut Aksi 212 tapi ternyata warga tetap ikut Aksi 212.
Ini pernyataan ngawur bin dungu selama ane jadi anggota Muhammadiyah. Sejak kapan Muhammadiyah mengambil posisi berhadap-hadapan dengan umat Islam dalam gerakan membangkitkan persatuan umat? Sejak kapan Muhammadiyah menjadi oposisi terhadap nasib umat Islam? Dan sejak kapan Muhammadiyah jadi pembangkang dalam gerakan umat Islam?
Ane kuwatir anak ini dititipi untuk merusak Pemuda Muhammadiyah yang sudah bagus dibangun oleh Dr. Dahnil Anzar Simanjuntak. Muhammadiyah ada karena umat Islam ada yang tertindas dan teraniaya. Muhammadiyah lahir karena umat Islam diperlakukan tidak adil. Begitu juga munculnya Aksi 212. Aksi ini ada karena umat Islam di rezim sontoloyo ini diperlakukan tidak adil dan teraniaya. Mungkin ada di antara pengurus Muhammadiyah yang membantah ini karena yang selalu menjadi korban ketidakadilan bukan warga Muhammadiyah terutama pemimpinnya. Jadi Muhammadiyah tidak perlu ambil bagian dalam aksi-aksi begitu. Itu pikiran yang sangat egois dan sombong.
Kalau benar pernyataan Ketum Pemuda Muhammadiyah Sunanto bahwa Ketum PP Muhammadiyah Haidar Nasir melarang warganya hadir dalam Aksi 212 kemarin maka Ayahanda Haidar Nasir tak ubahnya atau bisa juga disamakan dengan Ketum NU Said Aqil Siraj.
Tidak haram tidak patuh pada pimpinan organisasi selama instruksinya melawan arus rasa dan pemikiran umat Islam umumnya. Malah kalau ketumnya selalu berseberangan dengan arus gerakan umat Islam maka wajib ketum itu dibuang di kali Ciliwung dikasih makan ikan sapu-sapu.
Sesak napas bila membaca ada tokoh muda di Muhammadiyah yang mulai buka front dengan gerakan umat Islam umumnya di Indonesia. Kayaknya anak ini mulai mendaftar jadi cebong laknatullah. Ah, insyaAllah dugaan Ane ini salah besar. Sungguh sangat rugi Muhammadiyah di kemudian hari lantas memproduk kader-kader model begini.
Para pimpinan di Muhammadiyah jangan merasa besar kepala dan sombong dengan amal usaha yang banyak lantas mau mengambil peran berhadap-hadapan dengan umat Islam umumnya yang bukan Muhammadiyah. Amal usaha Muhammadiyah bakal rontok semua kalau rezim yang berkuasa dia anti Islam. Lain halnya kalau Muhammadiyah bukan lagi beragama Islam. Dia menjadi agama tersendiri. Sehingga rezim anti Islam tidak bakalan menyentuhnya.
Kiai Dahlan mendirikan Muhammadiyah karena banyak dari umat Islam mereka miskin papa, terbelakang, tidak berpendidikan, sakit-sakitan, dan lain-lain. Muhammadiyah ada untuk menyelesaikan persoalan-persoalan umat seperti itu. Sekarang, dikala Muhammadiyah kaya raya masih banyak juga umat Islam bilkhusus warga perserikatan mereka tetap miskin, tidak berpendidikan dan sakit-sakitan. Terutama pengurus-pengurus di daerah. Itu sebenarnya yang harus diberesin oleh kader Muhammadiyah seperti Pemuda Muhammadiyah. Bukan mau beresin tentang aksi yang tidak patuh pada pimpinan. Bagaimana cara mau beresin. Ente mau menghalau warga Muhammadiyah untuk jangan hadir di aksi-aksi seperti itu. Silahkan saja kalau berani.
Mau jadi pimpinan di Muhammadiyah harus smart dan rajin ibadab. Supaya bisa melihat persoalan umat dengan bijak. Jangan pakai aji mumpung karena berkuasa. Besok kekuasaan hilang maka bisa jadi sampah masyarakat.
Ane tulis ini supaya tidak ada kesan Muhammadiyah anti Aksi 212. Ane Korlap 212 dari Muhammadiyah. Tolong dibantah ini kalau Ane salah. Atau buka forum di Muhammadiyah untuk membahas ini.
Hanya kepada Allah jualah Ane berserah diri dari rasa paling benar. Al'afwu. 
Moh. Naufal Dunggio
Ketua Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Muhammadiyah DKI Jakarta, Sekretaris KDK MUI Pusat.[***/RMOL]
Komentar

Tampilkan

Terkini