-->








Peusaba Minta Setara Institute Banyak Belajar Sejarah Aceh

12 Desember, 2018, 10.43 WIB Last Updated 2018-12-12T03:43:10Z
BANDA ACEH - Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman mengaku tidak terkejut mendengar kabar  Banda Aceh dinobatkan sebagai kota toleransi No 2 terendah di Indonesia. Dengan ini ia meminta setara institute banyak belajar sejarah Aceh.

Ada beberapa hal yang menyebabkan penelitian tidak independen seperti terjadi. Namun, dari kebanyakan penelitian umumnya memiliki phobia atau ketakutan yang berlebihan terhadap Islam.

"Padahal Islam adalah rahmatal lil a'lamin tanpa islam manusia masih dalam keadaan jahiliyah dan tidak akan bisa merasakan peradaban modern," kata Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman kepada LintasAtjeh.com, Rabu (12/12/2018).

Dia meminta, setara Institute belajar sejarah Banda Aceh lebih banyak lagi. Dijelaskanya Banda Aceh didirikan oleh Sultan Johan Syah 22 April 1205 sekarang sudah berusia 813 tahun.

"Coba pergi ke Banda Aceh anda akan mendapatkan Lonceng Cakra Donya pemberian Cheng Ho dari Kaisar Yong Le Dinasti Ming tahun 1412," jelasanya.

Kemudian, katanya, ada Gampong Keudah, Jawa tempat jamaah haji dari jawa  belajar di Aceh pada  masa lalu sebelum berhaji ke Mekkah. Selain itu Gampong Bitay kediaman perwira Turki masa lalu masa melawan Portugis.

Selanjutanya, Gampong Surien tempat kediaman para perwira suriah di Aceh yang membantu melawan Portugis di Malaka, dan Gampong Kleng,  Peunayong yang banyak komunitas Cina hidup rukun dan damai mencari rezeki Aceh adalah negeri Ideal yang baldatun tayyibatun warabbul ghafur.

"Silahkan meneliti secara ilmiah di Aceh jangan meneliti jarak jauh seolah-olah sudah memiliki kemampuan Dr Stephen Strange (tokoh Avengers yang bisa menembus dimensi)," pintanya.

Peusaba mengkritik Wali Kota, yang tidak serius menjaga situs sejarah. Malah lebih jauh ikut terlibat aktif mencari donatur membuat proyek IPAL dan PLTSa di Gampong Pande dan Gampong Jawa yang akan memusnahkan sejarah Aceh.

Padahal disana, tuturnya, terkubur 500 ulama dari Turki Seljuq Bagdad. Hal ini supaya Walikota sadar inilah implikasi dari meninggalkan adat dan sejarah Negeri sendiri.

Mawardi Usman berharap, Walikota menyadari kesalahannya dan bertingkah laku terpuji selayaknya pemimpin dari Kota Banda Aceh menjadi kota tua yang setara London dan Istanbul agar terus melaksanakan Syariat Islam melindungi .akam para ulama dan raja.


"Kami minta jauhkan proyek IPAL dan PLTSa sampah di Gampong Pande dan Gampong Jawa. Terus melaksanakan syariat Islam dengan mendengarkan arahan para ulama Aceh," tandas Mawardi Usman.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini