-->








Catat! Menkeu Sri Mulyani: Setiap Warga Menanggung Utang Negara Sebesar 13 Juta

15 Januari, 2019, 17.16 WIB Last Updated 2019-01-15T10:16:28Z
JAKARTA - Ketika negara berutang untuk tujuan apa pun, keputusan untuk berutang ada di tangan pemerintah. Tetapi, yang menanggung utang itu adalah rakyat di negara bersangkutan. Hal itu juga terjadi di Indonesia. Ketika pemerintah berutang, maka rakyat Indonesia yang menanggungnya. Kenyataan itu bahkan ditegaskan oleh Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan, saat ini Indonesia masih mencatatkan defisit anggaran dalam neraca keuangan beberapa tahun terakhir.

Menkeu menjelaskan, hal itu terlihat dari penerimaan negara yang ditargetkan mencapai Rp 1.750 triliun lebih kecil ketimbang pagu anggaran belanja pemerintah sebesar Rp 2.020 triliun. Dengan itu, Indonesia harus berutang Rp 270 triliun untuk menutupi defisit tersebut.

Menurut Sri Mulyani, dengan rasio utang Indonesia yang saat ini sebesar 27 persen dari Gross Domestic Product (GDP) yang sekitar Rp 13.000 triliun, maka setiap penduduk di Indonesia saat ini memiliki utang 997 dollar AS per orang.

"Jika lihat, rasio utang kita (Indonesia) memang cukup tinggi, tetapi tidak tinggi sekali, jika dibandingkan dengan negara lain. Jika dihitung, jumlah penduduk sebesar 260 juta penduduk, kira-kira utang kita 997 dollar AS per kepala," ungkap Sri Mulyani.

Namun, saat ini jumlah utang Indonesia masih dalam tahap yang wajar jika dibandingkan negara lain, seperti Amerika Serikat dan Jepang, yakni masing-masing 62.000 dollar AS per kepala dan 82.000 dollar AS per kepala.

Menurut Menkeu, besaran utang sebesar 997 dollar AS per kepala tidak akan memberatkan penduduk Indonesia, karena saat ini dari 260 juta penduduk, 40 persennya adalah usia muda dan produktif.

Dia juga menegaskan, pemerintah juga terus berusaha menekan agar jumlah utang Indonesia tidak terlampau tinggi, dengan mengoptimalkan dan meningkatkan penerimaan pajak.

"Di Jepang itu 85.000 dollar AS per kepala, dan jangan lupa kalau Jepang itu populasinya aging (tua), orangnya sudah sepuh. Jadi buat mereka, masih punya utang 85.000 dollar AS per kepala tapi hidupnya tinggal beberapa tahap ke depan," paparnya.[Naviri Magazine]



Komentar

Tampilkan

Terkini