-->








Brenton Tarrant, Pelaku Penembakan Brutal Siarkan Langsung Aksinya Tembaki Jamaah Masjid

15 Maret, 2019, 18.27 WIB Last Updated 2019-03-15T11:27:11Z
Gambar dari livestream pelaku penembakan. (Foto: Twitter)

WELLINGTON - Pria yang menembaki jamaah di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru telah menyiarkan aksi gilanya secara langsung melalui livestream yang berjalan selama 17 menit.

New Zealand Herald melaporkan, livestream itu dimulai saat pelaku, yang diidentifikasi sebagai Brenton Tarrant, seorang pria berusia 28 tahun asal Australia mengemudikan mobilnya ke masjid Al Noor dan memarkir mobilnya. Beberapa senjata dan tumpukan amunisi dilaporkan difilmkan di video, bersama dengan tabung bensin.

Para penonton livestream itu bisa menyaksikan ketika dia mempersenjatai diri, berjalan ke masjid dan mulai menembak tanpa pandang bulu. Tarrant berdiri di ambang pintu masjid, menghalangi orang di dalam melarikan diri.

Setelah menembakkan semua amunisi yang ia miliki bawa bersamanya, Tarrant berjalan ke mobilnya untuk mengambil lebih banyak peluru dari bagasi.

Dia kemudian kembali ke masjid mencari orang-orang yang selamat dan menembak orang-orang yang terbaring tak bergerak di tanah. Ketika Tarrant meninggalkan masjid, dia menembak seorang wanita di jalan.

Video itu kemudian menunjukkan Tarrant duduk kembali ke dalam mobil dan mengemudi pergi. Sebuah kendaraan yang hampir menghalangi jalannya ditembak beberapa kali dengan senapan. Video 17 menit berakhir dengan penembak melaju dengan kecepatan penuh. Streaming itu sama sekali tidak terputus sepanjang aksi penembakan dari awal sampai akhir.

Sebelum melakukan penembakan, pria itu mengunggah manifesto sepanjang 73 halaman panjang yang menjelaskan secara terperinci mengapa ia melakukan tindakan sadisnya.

Penembakan itu terjadi pada Jumat sekitar pukul 01.40 siang waktu setempat. Sejauh ini sedikitnya 40 orang dilaporkan tewas dan puluhan lagi mengalami luka-luka. Polisi melaporkan bahwa mereka telah menahan Tarrant.[Okezone] 
Komentar

Tampilkan

Terkini