-->








Yayasan Darud Donya Peringati Haul Tuan Di Kandhang dan Hari Jadi Kota Banda Aceh ke-814

23 April, 2019, 09.03 WIB Last Updated 2019-04-23T02:03:14Z
BANDA ACEH - Peringatan Haul Tuan Di Kandhang bertujuan memberikan kesadaran dalam menjaga Sejarah Aceh Darussalam. Apalagi banyak sekali situs yang tidak dipedulikan malah lebih jauh ada yang dibuat menjadi kawasan sampah dan tinja seperti kawasan Istana Darul Makmur Gampong Pande.

Hal itu disampaikan Ketua Yayasan Darud Donya, Cut Putri saat memperingati Haul Tuan Di Kandhang dan Hari Jadi Kota Banda Aceh ke-814, di Kota Banda Aceh, Senin (22/04/2019). 

"Tujuan utama kegiatan ini, untuk menjaga sejarah Aceh Darussalam agar kita peduli dengan situs-situs sejarah Aceh," ujar Cut Putri. 

Sementara Perangkat Gampong Pande mengatakan Gampong Pande adalah kawasan bersejarah apalagi Tuan Di Kandhang adalah Ayahanda Sultan Johan Syah yang mendirikan Kesultanan Aceh Darussalam 22 April 1205. 

"Karena itu kita berharap agar Gampong Pande menjadi kawasan sejarah dan wisata religi," harapnya. 

Sementara Keuchiek Leumiek, Teungku Harun mengatakan Gampong Pande adalah pusat sejarah Aceh dari 25 Raja Aceh yang mengeluarkan dirham pada masanya. 

"Semuanya ditemukan di Gampong Pande, makanya perlu dibuat museum di Gampong Pande dan makam juga dilindungi," ungkapnya. 

Lanjut dia, apalagi Gampong Pande pernah ditemukan dirham pada masa lalu hampir 5000 keping. "Makanya gampong perlu terus dijaga sebagai khazanah sejarah Aceh Darussalam awal mula penyebaran Islam ke Asia Tenggara," ajaknya. 

Teungku Amir Hamzah seorang ulama dan juga Ahli Sejarah mengatakan dalam Al Qur'an banyak dibahas sejarah kisah umat yang telah lalu sebagai ibrah atau pembelajaran. 

Menurut Ustadz Ameer Hamzah, sejarah Gampong Pande adalah sejarah besar Islam Tuan Di Kandhang yang nama aslinya Syeikh Abdurrauf Tuan Di Kandhang. 

Beliau adalah seorang ulama besar yang mendirikan dayah di Gampong Pande. Putranya menjadi Sultan Aceh pertama yakni Sultan Johan Syah. Gampong Pande berasal dari bahasa melayu artinya Gampong orang pandai atau cerdas. 

"Makanya di Gampong Pande masa lalu banyak ahli berbagai ilmu hingga alim ulama," katanya. 

Tan Sri Mohamad Ali Rustam, Ketua DMDI Dunia Melayu Dunia Islam organisasi beranggotakan 23 negara mengatakan khusus datang menghadiri Haul Tuan Di Kandhang sebab beliau merasa sangat bangga dengan Aceh pada masa lalu. 

"Malaka dijajah oleh Portugis kemudian datanglah para Pahlawan Aceh khusus menyelamatkan Malaka dari penjajahan Portugis hingga Portugis lari dari Malaka," urainya. 

Tan Sri juga mengatakan sangat setuju ada museum di Gampong Pande dan sangat mendukung Gampong Pande jadi kawasan sejarah. Sebab sejarah kebesaran Aceh sangat terkenal di Malaysia. 

Namun Tan Sri berlinang air mata melihat makam raja dan ulama tiada yang hirau bahkan ada yang dijadikan kawasan sampah dan tinja. 

Karena itu Tan Sri meminta semua pihak melindungi sejarah Aceh sebab sejarah Aceh bukan hanya milik Aceh saja namun juga milik Dunia Melayu.[*/Red] 
Komentar

Tampilkan

Terkini