-->








Ketua Korwil Rakan Mualem Idi Kota Dukung Wacana Referendum Aceh

30 Mei, 2019, 00.08 WIB Last Updated 2019-05-29T17:08:19Z
Kolase Bendera Aceh dan Muzakir Manaf (IST) 
ACEH TIMUR - Ketua Kordinator Wilayah Rakan Mualem Idi Kota, Muhammad Alkhalizi alias PW ikut bersuara soal pernyataan Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat Muzakir Manaf atau akrab disapa Mualem.

Mualem menyampaikan keinginannya itu pada saat peringatan meninggalnya Wali Nanggroe Aceh Tgk Muhammad Hasan Ditiro di Gedung Amel Convection Hall Banda Aceh, Senin (27/05/2019) tentang usulan referendum di Aceh. Hal itu sebagaimana pernah dilakukan di Timor Timur yang kini telah pisah dengan Indonesia dan berganti nama Timor Leste. 

Adapun usulan tentang referendum di Aceh diutarakannya (Mualem) karena menilai Indonesia sebentar lagi hancur. Alasan dari kehancuran itu menurut Mualem karena pelaksanaan hukum dan keadilan di Indonesia sudah tidak jelas lagi. Indonesia juga menurut Mualem akan hancur karena terlalu bergantung dengan asing.

"Dari pada kita dijajah orang lain, lebih baik kita (Aceh) berdiri di atas kaki sendiri. Mudah-mudahan, ini adalah satu usaha dan pemikiran bangsa Aceh saat ini. Mudah-mudahan dengan niat kita semua, lebih baik kita mengikuti Timor-Timur. Insya Allah," ujar Mualem.

Menurut Alkhalizi, pernyataan Mualem tersebut sudah tepat. Lagipun rakyat Aceh sudah cukup sabar dan sangat menghormati perdamaian yang telah disepakati antara GAM dan RI. 

Khalizi mengatakan, perjanjian MoU Helsinki sampai detik ini belum terealisasikan sebagaimana yang telah disepakati beberapa tahun silam di Helsinki.

Menurutnya, indikasi Aceh dikhianati sudah sangat jelas terlihat. Hal ini dikarenakan Aceh terus dibohongi dengan cek kosong oleh Jakarta.

"Sudah cukup Aceh dibohongi, biarkan Aceh mengatur negerinya sendiri, Jakarta tidak pernah mampu menghargai jasa pejuang Aceh. Kebaikan Aceh selalu dibalas dengan kedzaliman," ujarnya.

Selain itu, NKRI tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, tidak mampu mengangkat harga diri bangsanya, hutang yang menumpuk yang dibebankan kepada rakyatnya.

"Ngomong keras sedikit dibilang makar, Ulama dikriminalisasi. Untuk apa bernegara kalau kita justru merasa tidak tenang dan nyaman," ketusnya.

"Keistimewaan dan kekhususan Aceh, terus digerus dengan peraturan sektoral yang berlaku di daerah lain. ini menyebabkan Aceh kehilangan ruh dan identitas," tandas Alkalizi.

Menurunkan, sudah selayaknya Aceh mendapatkan kesempatan yang sama seperti Timor Leste, yaitu referendum. Alkalizi sangat mengharapkan seluruh tokoh Aceh, legislator, eksekutif, Bapak Kapolda, Bapak Pangdam, mendukung pernyataan Mualem. 

"Dan bersama menyusun strategi untuk segera dilaksanakan jajak pendapat," harapnya. 

Ia juga meminta kepada anggota DPRA bersama Gubernur Aceh untuk segera membentuk Komite Referendum Aceh. 

"Jasa bapak ibu akan dicatat dalam buku besar sejarah Aceh dan dunia Internasional," ujar Putra Aceh Timur tersebut.[*/Red] 
Komentar

Tampilkan

Terkini