-->




Rencana Pemindahan Ibukota Indonesia, Presma Unsyiah: Stop Jika Hanya Menambah Hutang!!!

03 Mei, 2019, 06.48 WIB Last Updated 2019-05-03T13:29:14Z
BANDA ACEH - 29 April 2019, Presiden Republik Indonesia mengumumkan rencana untuk pemidahan ibukota dalam waktu dekat dimana nantinya akan menelan biaya Rp. 466 T.

Di era pemerintahan Jokowi, wacana tersebut muncul pada 2017, kemudian dibahas lagi pada 2018. Dan terakhir dalam ratas pada Senin kemarin. 

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menawarkan tiga alternatif kajian pemindahan ibukota. Alternatif pertama, ibukota tetap di Jakarta, namun dibangun distrik khusus pemerintahan di Istana dan Monas. 

Alternatif kedua, ibukota berada di kawasan Jabodetabek. Sedangkan alternatif ketiga berada di Pulau Jawa.

Menurut Rival Perwira, pemindahan ibukota dalam waktu dekat tidaklah efektif, dimana dengan biaya yang cukup tinggi untuk pemindahan itu sendiri. 

"Untuk saat ini Indonesia harus fokus pada pembenahan ekonomi dan rakyat sangat membutuhkan itu," tegasnya. 

Kata dia, mengingat saat ini rakyat masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan, lebih baik dana tersebut dipakai untuk kegiatan produktif yang akan meningkatkan kesejahteraan. 

"Maka dari itu pemerintah harus bijak dalam melihat situasi dan kondisi saat ini agar tidak menjadi masalah baru kedepan," demikian ungkap Presma Unsyiah, Rival Perwira, Jum'at (03/05/2019).[*/Red] 
Komentar

Tampilkan

Terkini