-->








Lebaran Momentum Silaturrahmi, Edukasi dan Rekreasi

07 Juni, 2019, 23.36 WIB Last Updated 2019-06-08T04:38:31Z
Perayaan hari raya Idul Fitri setiap tahunnya memiliki makna tersendiri bagi umat Islam. Selain merayakan kemenangan atas suksesnya laksanakan ibadah puasa. Berlebaran adalah ajang berkumpulnya keluarga. Bersilaturahmi diantara sanak-famili, kerabat dan handai taulan.

Momentum Idul Fitri 1440 Hijriyah ini. Banyak sekali pemudik yang pulang ke kampung halamannya. Di Aceh, tradisi Idul Fitri identik dengan khasanah budaya. Dimana, setiap orang yang merantau pulang ke desa asal untuk rayakan kemenangan bersama keluarga tercinta.

Lain itu, lebaran juga menjadi bagian edukasi kepada generasi muda. Dimana, terdapat pelajaran penting pada setiap perayaan Idul Fitri. Yakni, merayakan kemenangan, berbagi dengan mereka yang membutuhkan, mengenalkan budaya daerah dan saling kenal diantara sanak-famili.

"Ada pelajaran yang dipetik dari lebaran. Saling memaafkan itu pasti, hingga kita kembali ke fitrah dan suci. Lain itu, rajutan silaturrahmi. Berbagi rizki pada fakir miskin, janda dan anak yatim," sebut Ketua Barisan Muda Partai Amanat Nasional (BM PAN) Aceh Tamiang, Hajarul Aswat kepada LintasAtjeh.com, Jumat (06/06/2019).

Aswat yang merupakan pemuda asal Kampung Paya Ketenggar, Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang ini mengaku berlebaran di kampung istri tercintanya di Buloh Blang Ara, Bireuen. Dan mereka beranjak mudik sejak 3 Juni kemarin. 

"Saya H-2 sudah mudik ke Bireuen. Ke rumah mertua. Tentu setelah merampungkan pembayaran upah kerja (THR) kepada karyawan dan membayarkan zakat fitrah keluarga," jelas pengusaha pabrik padi Budi Rahayu tersebut.

Di Bireuen, Aswat menyempatkan berlibur ke sejumlah objek wisata di "Kota Juang" itu. Seperti malam kemarin, dia mengaku mengajak istri dan Bilqis, putri semata wayangnya menjajaki odong-odong (gerobak hias ditarik dengan sepeda motor) berkeliling diseputaran bekas ibukota Republik Indonesia, semasa agresi militer Belanda dahulu itu.

Hal senada juga diuraikan Rapian. Lewat sambungan selularnya, Kamis 5 Juni 2019, malam. Ia mengaku sudah berada di Bireuen. Mudik ke rumah mertuanya. Bedanya, staf marketing Harian Umum Waspada Biro Langsa itu, baru mudik setelah usai laksanakan shalat Ied, di kediamannya Komplek BTN Sungai Pauh, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa.

"Kami lebaran pertama masih di Langsa. Setelah shalat Ied dan berkunjung ke beberapa saudara, baru mudik ke Bireuen pada sore harinya," aku dia diujung telepon.

Wisata Kuliner

Hajarul Aswat dan Rapian secara terpisah mengaku sangat bahagia bisa berlebaran di kediaman mertua masing-masing. Pasalnya, selain bertemu sanak keluarga. Ada wisata kuliner yang mengunggah selera.

"Mertua saya kerap menyajikan masakan daging sapi yang enak disantap saat hari raya. Ada pula kue khas Aceh 'Meuseukat' yang memang dibuat pada acara tertentu saja," ujarnya.

Demikian pula Rapian, ia mengaku paling doyan dengan kue 'Keukarah'. Jenis kue ini jarang didapat didaerah lain. Hanya di Aceh yang ada adonan kue menyerupai jaring tangkap nelayan ini.

Objek wisata

Sementara, sejumlah objek wisata di Kota Langsa, Provinsi Aceh dilaporkan ramai pengunjung. Destinasi paling digemari adalah Ruang Terbuka Hijau (RTH) Hutan Kota yang terletak di Desa Paya Bujuk Seuleumak Kecamatan Langsa Baro.

Di lokasi ini, pengunjung disuguhkan wahana bermain anak, seperti kolam buatan yang biasanya menyediakan bebek dayung atau sampan. Kemudian, kebun binatang mini, rumah pohon, playing fox dan sejumlah kantin menjajakan beragam menu.

Tak kalah eksotisnya adalah Wisata Hutan Manggrove (Bakau) di Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa. Pengunjung bisa menikmati panorama hutan bakau yang terbantang luas.
Pihak pengelola juga menyediakan sejumlah spot foto bagi pelancong yang ingin mrngabadikan liburan bersama keluarga di sana.

"Kami kemari bersama rombongan keluarga. Sudah lama ingin datang, tapi baru kali ini baru bisa. Sekalian liburan sama keluarga yang baru mudik," tutur Ismail, warga Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara itu.
Diakui Ismail, desas desus hutan kota dan hutan manggrove sudah booming di daerahnya. Bahkan, anak sulungnya sudah terlebih dahulu jajakan kaki di kedua destinaasi itu, saat liburan bersama sekolahnya.

Pengunjung Lokal

Bob Rizal, seorang pengunjung lokal asal Gampong Matang Seulimeng, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa mengaku senang dengan ramainya pelancong di kedua objek wisata andalan Kota Langsa itu.

"Kami memang sering membawa anak ke hutan manggrove maupun hutan kota. Hanya saja saat liburan panjang sekolah, tahun baru atau lebaran jumlah pengunjung sangat padat," bebernya.

Karenanya, ia dan keluarga memilih objek wisata alternatif seperti Kolam Renang Tirta Vitra di Jl TM Bahrum, Paya Bujuk Teungoh atau Royal Waterboom di Jl Lilawangsa, Paya Bujuk Tunong. Ada pula Mutiara Waterpark yang lokasinya berdekatan dengan RTH Hutan Kota di Paya Bujuk Seuleumak.

"Ada beberapa alternatif lain juga seperti taman bambu runcing, lapangan merdeka dan taman lokomotif kereta api," papar Bob Rizal yang menjabat Ketua Panwascam Langsa Barat Pemilu 2019.[*]
Komentar

Tampilkan

Terkini