-->








Putri Soeharto Tulis Tentang 'Demokrasi Menurut Bapak'

09 Juni, 2019, 21.21 WIB Last Updated 2019-06-09T14:21:37Z
JAKARTA - Tanggal 8 Juni merupakan hari kelahiran Presiden Soeharto. Presiden berjuluk 'Bapak Pembangunan' dan 'The Smilling General' ini memang memiliki kharismatik tersendiri. 

Bahkan Putri pertama Jenderal Besar Soeharto dan Ibu Tien Soeharto, yakni Siti Hardiyanti Rukmana atau yang akrab disapa Mbak Tutut sengaja menuliskan kesan indah tentang Sang Bapak dalam tulisan bertajuk 'Demokrasi Menurut Bapak'. 

Berikut tulisan Mbak Tutut dikutip dari sumber ini, Minggu (09/06/2019). 

Tanggal 8 Juni 1921, tepatnya pada hari ini 98 tahun yang lalu dalam kalender masehi, lahir seorang bayi laki-laki, yang diberi nama Soeharto.

Alhamdulillah beliau bapak kami.

Kami bangga terlahir dari seorang bapak yang bernama Soeharto, apapun kata orang tentang beliau.

Sahabat…, di dalam mengikuti proses pemilihan umum saat ini, saya ingat kembali kata-kata bapak. Satu dari sekian kenangan indah penuh makna bersama bapak kami tercinta.

Menurut bapak, "Pemilu, adalah tahap melaksanakan kedaulatan rakyat untuk menyalurkan aspirasi politiknya, sebagai warga Negara Indonesia, di dalam menegakkan asas berdemokrasi secara sehat".

Pada saat saya tanyakan pada beliau : "Sebenarnya Demokrasi yang sehat itu yang bagaimana pak?"

Bapak menjelaskan, "Ngene lho wuk, ada sebagian orang salah mengartikan Demokrasi itu. Menurut mereka, demokrasi itu boleh berbuat sesuka hati. Itu bukan Demokrasi namanya, tapi pemaksaan kehendak."

"Lalu Demokrasi yang benar yang bagaimana pak?" saya memotong penasaran.

Dengan sabar tapi tegas, bapak menjelaskan pada saya : "Yang dinamakan Demokrasi itu, bukan hanya sekedar kebebasan mengeluarkan pendapat, dan bukan pula sekedar kebebasan berbuat, DEMOKRASI YANG SEHAT MEMERLUKAN SIKAP MENTAL YANG DEWASA DAN RASA TANGGUNG JAWAB YANG BESAR, DI DALAM MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA, DEMI TETAP TEGAKNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, TANPA CAMPUR TANGAN NEGARA LAIN."

"Kenapa tidak boleh ada campur tangan negara lain pak?" saya tanyakan tetap penasaran.

"Karena, Demokrasi kita, bukan demokrasi liberal. Bukan demokrasi negara-negara lain. Demokrasi kita adalah Demokrasi Pancasila. Semua unsur Pancasila terkandung di dalamnya. Demokrasi yang menghargai pula pendapat orang lain."

Belajar dari nasehat Bapak itu, semoga seluruh komponen bangsa ini, dari pimpinan sampai rakyatnya, semakin dewasa dan penuh tanggung jawab, dalam mengelola NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Aamiin.

"Bapak dan ibu…, doa kami selalu menyertaimu… yang terbaik kiranya selalu ALLAH berikan untuk bapak dan ibu… Aamiin… We all love you."

Jakarta 8 Juni 2019
Siti Hardiyanti Rukmana
Komentar

Tampilkan

Terkini