-->








GATA Aceh Peringati Haul Teungku Chik Di Bitai

29 Agustus, 2019, 02.18 WIB Last Updated 2019-08-28T19:18:16Z
Gabungan Komunitas Aceh (GATA Aceh) memperingati Haul Teungku Chik Di Bitai mengenang 494 tahun Jenderal Perang Turki Utsmani membantu Kesultanan Aceh Darussalam.

BANDA ACEH - Gabungan Komunitas Aceh (GATA Aceh) memperingati Haul di Kompleks Mesjid dan Makam Teungku Chik Di Bitai, Rabu (28/08/2019).

Ketua GATA Aceh Muammar Al Farisi, dalam sambutannya mengatakan acara ini bertujuan untuk mengenang sejarah besar Kesultanan Aceh dan pembelajaran sejarah bagi generasi muda Aceh. 

"Pada masa lalu kompleks Ma'had Askeri Baital Maqdis merupakan tempat pelatihan elit Kesultanan Aceh Darussalam yang didirikan oleh para Jenderal Turki yang datang ke Aceh untuk membantu Kesultanan melawan Kafir Portugis di Malaka," ungkapnya.

Dijelaskannya, salah satu alumni dari Ma'had Askeri Baital Maqdis adalah Laksamana Malahayati yang merupakan Laksamana Wanita pertama di dunia dan Sultan Iskandar Muda adalah Sultan terbesar Aceh juga alumni dari Dayah Bitai ini. 

"Pengajar Dayah Ma'had Askeri Baital Maqdis ini adalah Teungku Chik Di Bitai," ujar Muammar Al Farisi.

Sedangkan Cut Putri yang memberikan sambutan mewakili masyarakat Bitai mengucapkan terima kasih untuk pelaksanaan acara haul ini. 

Cut Putri juga mengatakan kalau acara ini bertujuan memperingati kebesaran Aceh pada masa lalu dimana Aceh merupakan lima besar kerajaan dunia dan diakui dalam buku-buku sejarah.

"Sudah selayaknya Haul Teungku Chik Di Bitai dilaksanakan, apalagi Bitai adalah salah satu bukti sejarah yang jelas menggambarkan kemegahan Aceh Darussalam di mata dunia internasional pada masa lalu," terangnya.

Cut Putri juga berharap agar para generasi muda Aceh termasuk para pemimpin dan pengambil kebijakan di Aceh agar semakin peduli dan sadar pada sejarah besar Aceh.

"Sehingga pembangunan Aceh kedepan dapat berkaca pada nilai kebesaran masa lalu untuk membangun masa depan Aceh yang lebih baik," harapnya.

Kemudian Farid Nyak Umar selaku Tokoh Muda Aceh yang juga ahli sejarah membahas  tentang Sultan Al Fatih dan perannya dalam memajukan Turki. Setelah maju maka Turki sudah bisa membantu dunia muslim.

"Hal ini dimulai dari kesalehan yang dimiliki para Sultan Turki yang patut ditiru," ungkapnya.

Hadir dalam Haul Teungku Chik Di Bitai diantaranya Walikota Banda Aceh yang diwakili oleh  Staf Ahli Bidang Keistimewaan, Kemasyarakatan dan SDM,  Rizal Junaidi yang mengapresiasi acara ini. Acara yang sangat bermakna untuk membangkitkan hubungan Aceh Turki dan pembelajaran sejarah bagi generasi muda Aceh. 

Sementara itu Plt Gubernur Aceh yang hadir diwakili  Ir. Iskandar Syukri, MM, MT (Staf Ahli Gubernur Bidang Perekonomian Keuangan dan Pembangunan) menyatakan bahwa acara ini sangat baik dan luar biasa apalagi sejarah hubungan Persaudaraan Aceh Turki sudah diketahui dengan luas. 

"Mungkin pada haul tahun depan, selain haul juga bisa dilaksanakan seminar internasional yang melibatkan para ahli sejarah Turki dan Aceh. Juga pemeran foto dan lainnya sehingga acara dari tahun ke tahun semakin bagus dan semakin baik," katanya. 

Acara juga diikuti pembacaan Surat Sultan Alaidin Al Kahhar dengan penuh semangat oleh Teuku Zulkhairi dan pembacaan surat balasan dari Sultan Selim II oleh Abi Mas'ud Irhamullah. 

Kemudian ada testimoni orang Aceh yang tinggal di Turki oleh Rahmat Ashari dengan membahas tentang keadaan Turki dewasa ini dan pendidikan Turki serta hubungan Turki modern dengan Aceh modern. Juga ada testimoni dari orang Turki yang tinggal di Aceh. 

Acara terakhir adalah tausiyah dari Ustad Amir Hamzah yang mengharapkan agar haul para ulama Aceh terus dilaksanakan sehingga sejarah Aceh terus terjaga dan dapat meniru teladan dari Ulama Aceh terdahulu. 

"Teungku Chik Di Bitai telah datang dari jauh yang masa lalu sangat sulit perjalanan namun datang karena satu alasan 'Islam'. Pada zaman itu  tidak ada namanya bangsa dan nasionalisme, yang ada adalah satu Islam," tegasnya.

Jadi, imbuh dia, semua muslim bersaudara karena itulah Islam kuat saat itu. Pada zaman itulah kekhalifahan membantu Kesultanan Aceh Darussalam. 

"Hubungan Turki dan Aceh adalah adik dan abang," demikian kata Ustad Amir Hamzah.

Acara ditutup oleh doa oleh Ustad Jamhuri Ramli, Imam besar Masjid Raya.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini