-->








Pemuda Pancasila Bukan Underbow Partai 

24 Agustus, 2019, 17.52 WIB Last Updated 2019-08-24T10:52:39Z
ABDYA – Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Aceh, Juliansyah Darwin atau yang disapa Bang Puteh menegaskan, organisasi Pemuda Pancasila bukanlah bagian dari partai politik atau underbow dari salah salah satu partai. 

Hal tersebut dikatakan Bang Puteh saat memberikan kata sambutan dalam acara muscab IV Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kabupaten Abdya, yang digelar di Aula Arena Motel, Blangpidie, Sabtu (24/08/2019). 

"Pemuda Pancasila ini bukan dilahirkan, bukan bagian dan bukan underbow partai politik manapun. Malah usia organisasi ini jauh lebih tua dibandingkan partai politik manapun. Kalau dulu mungkin ada yang menganggap pemuda pancasila ini adalah underbownya partai golkar, ini perlu kita luruskan,” sebut Bang Puteh. 

Dia menjelaskan, anggapan pemuda pancasila ini sebagai underbownya partai golkar terjadi akibat ditiga pemilu diakhir 80-an, dimana PP menyuarakan aspirasinya lewat partai golkar. Namun demikian bukan berarti PP menjadi bagian atau underbownya golkar. 

"Nah setelah itu kita merasakan tidak semua elemen dalam tubuh pemuda pancasila merasa nyaman, karena mungkin mereka siap bergabung kedalam pemuda pancasila tapi tidak pada salah satu partai politik. Sebagai contoh kami dipengurus propinsi lebih kurang 150 orang, itu lebih 80 orang tidak berpartai sama sekali, sementara sisanya ada yang pengurus inti ada juga yang pengurus biasa di semua partai politik, kalau dihitung-hitung lebih setengah memilih tidak berpartai dipengurus provinsi,” katanya. 

Dalam kesempatan itu, Bang Puteh juga menyebutkan bahwa pada hari ini pemuda pancasila bukan lagi sebuah OKP, namun pemuda pancasila adalah sebuah ormas. Maka tidak salah kiranya jika pemuda pancasila tidak pernah merasa terkotak-kotakkan, sebab itu bukanlah jati diri pemuda pancasila. 

"Dari 2002 kita bertransformasi menjadi ormas, tentu lingkup tugas kita menjadi luas, kalau sebelumnya kita hanya mengurusi persoalan-persoalan yang ada dalam ruang lingkup pemuda, maka hari ini kewajiban kita semakin bertambah, artinya menjadi tanggung jawab kita semua sebagai kader dalam meringankan persoalan yang dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Maka pastikan keberadaan kita justru tidak menambah beban bagi masyarakat, karena itu memang tujuan dasar kita,”ujarnya. 

Ia menambahkan, Pilkada,Pileg, dan Pilpres sudah berlalu seiring waktu berjalan, sehingga tidak boleh lagi menjadi satu alasan sekecil apapun bagi untuk tidak melakukan rekonsiliasi. 

"Kita ini semua bersaudara, apalagi tinggal disebuah kabupaten yang relatif kecil, kalau kita masih memposisikan diri kita berbeda dengan yang lain, ini tentu akan menimbulakan banyak ketidak nyamanan,” pesan Bang Puteh. 

Untuk pengurus PP kedepan, dirinya berharap agar tidak memposisikan diri untuk mengkritik semua kebijkan pemerintah, namun PP kedepan agar menjadi mitra bagi pemerintah daerah, tetapi bukan juga mitra yang mengikuti semua keputusan. 

"Kalau ada kebijakan yang dirasa baik untuk masyarakat banyak, itu pastikan didukung, namun jika ada yang dianggap bertentangan, maka siahkan dikritisi dengan cara-cara baik dan santun, tidak dengan cara-cara yang anarkis,” paparnya. 

Abdya ini, kata Bang Puteh, merupakan kabupaten yang termasuk tinggi tensinya di media sosial. Tentu ini semua memerlukan perhatian secara bersama-sama agar dalam penggunaan media sosial tersebut dapat digunakan secara baik dan bijak.

"Kita harus akui bahwa diera serba digital ini kita harus menerima kehadiran teknologi, namun gunakanlah dengan bijak jangan digunakan untuk hal-hal yang kira-kira bisa menjerat kita dan membuat orang lain susah, sebab kita tidak boleh menolak kehadiran teknologi, tapi kita juga janagan larut dan malah mengakal-akali dan menimbulkan persoalan-persoalan di lingkungan masyaraka,” demikian ungkap Bang Puteh.[Adi S]
Komentar

Tampilkan

Terkini