-->








Ketua Dema FSH UIN Ar-Raniry: Plt Gubernur Aceh, Jadilah Sosok Ayah yang Baik

20 September, 2019, 14.16 WIB Last Updated 2019-09-20T07:16:07Z
BANDA ACEH - Dilansir dari sebuah media, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, angkat bicara soal demonstrasi menolak tambang yang dilakukan serentak oleh mahasiswa di Aceh, pada hari Senin (16/9/2019). 

Khusus untuk demo mahasiswa yang dilakukan di Kantor Gubernur Aceh, Nova menganggap itu tidak tepat sasaran dan hanya buang-buang energi saja. 

Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (DEMA FSH) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh Fitrah Aulia Nurdin, Jumat (20/9/2019) dia menyayangkan kalimat yang dikeluarkan oleh Plt. Gubernur Aceh.

"Sangat disayangkan seorang Plt. Gubernur Aceh mengeluarkan pernyataan seperti itu terhadap mahasiswa, Ujarnya. Bagaimana bisa dikatakan menghargai mahasiswa apabila kalimat yang dikeluarkan "demonstrasi itu hanya buang-buang energi" katanya.

Seharusnya seorang Plt. Gubernur Aceh lebih bijak dalam berkata-kata, tambahnya. Sebelumnya, mahasiswa Aceh menggelar aksi protes menolak izin tambang yang akan dilakukan oleh PT Linge Mineral Resource (PT LMR), Senin (16/9/2010). 

"Aksi itu dilakukan serentak oleh mahasiswa pada tiga lokasi di tiga kabupaten/kota yaitu Banda Aceh, Lhokseumawe, dan di Aceh Tengah. Mereka berdemo karena memang sesuatu yang mereka demonstrasikan adalah sesuatu yang pantas diperjuangkan," ujarnya.

Mahasiswa datang dan menjumpai Plt. Gubernur Aceh untuk meminta menyatakan penolakan secara tegas terhadap hadirnya PT LMR dan tidak mengeluarkan izin lingkungan atau Amdal di daerah Gayo. 

"Memang benar proses izin kelayakan itu belum sampai ke Pemerintah Aceh. Namun mahasiswa hanya menyampaikan aspirasi agar izin kelayakan tersebut tidak seperti halnya PT EMM dengan mulus masuk ke pemerintahan," ucapnya.

Jika demonstrasi baru-baru ini terkesan hanya buang energi, lantas bagaimana kabar demonstrasi pada April 2019 lalu? Apakah Pemerintah Aceh dalam menuntaskan penyelesaian kasus PT EMM telah habis energi?, tegasnya. 

"Sebagai Agent of Social Control, sudah seharusnya mahasiswa menyampaikan aspirasi dari setiap permasalahan di masyarakat. Jangan lukai lagi hati mahasiswa, setidaknya jadilah ayah yang baik, ayah yang menghargai perjuangan anak-anaknya, walaupun dalam keadaan keputusan yang sulit," pungkasnya.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini