-->








Bahas Makam Sultan Aceh, Action Minta Wali Kota Banda Aceh Fasilitasi Pertemuan

19 November, 2019, 20.32 WIB Last Updated 2019-11-19T13:35:59Z
BANDA ACEH - Lembaga Aceh Culture and Education merespon dengan banyaknya mencuat berita-berita dalam pekan ini yang membahas Makam Sultan Jamalul Alam Badrul Munir yang semakin tertutup dengan bangunan-bangunan toko di Gampong Baroe, Banda Aceh.

Ketua Aceh Culture and Education (Action), Aris Faisal Djamin, S.H, kepada media ini mengatakan hal tersebut sudah diperhatikannya beberapa pekan ini. 

"Ya, kita sudah pantau dalam pekan ini. Banyak sekali media-media online yang memberitakan terikat keadaan Makam Sultan Aceh tersebut. Ini memang sangat memprihatinkan, sekelas Makam Sultan sekarang berada di belakang dapur orang, bertolak belakang dengan makam raja-raja di tanah Jawa sana yang sangat dihormati," tuturnya.

Menurutnya gelombang penolakan para aktivis sejarah itu, bermula setelah kebakaran salah satu warung bakso yang terletak berdekatan dengan komplek makam tersebut. 

"Setahu saya, sebelumnya ada juga yang membahas masalah makam tersebut. Dan baru-baru ini, Zuriat Kesultanan Aceh ada melakukan ziarah ke makam tersebut. Tapi yang saya lihat penolakan itu semakin besar pasca terbakarnya warung bakso, dan mulai mendapat perhatian besar dari mereka (para pemerhati sejarah)," ungkap Aris.

Lebih lanjut, ia mengharapkan supaya Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman bisa memfasilitasi pertemuan dengan para pemerhati sejarah. 

"Saya berharap kepada Bapak Aminullah Usman selaku Wali Kota Banda Aceh bisa mengundang para pemerhati sejarah untuk duduk bersama membahas permasalahan Komplek Makam Sultan Jamalul Alam ini," pintanya.

Imbuh dia, dan yang diundang itu betul-betul mereka yang selama ini mengkritik. "Supaya tersampaikan maksud dan tujuannya. Bukankah layaknya seorang pemerintah harus seperti itu?" tutup Aris, Selasa (19/11/2019).[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini