-->

Di Arab Saudi, Justru Perayaan Hari Valentine Diklaim Tidak Haram

14 Februari, 2020, 01.39 WIB Last Updated 2020-02-13T18:39:39Z
Penjual bunga menyiapkan karangan bunga Hari Valentine untuk pembelinya di sebuah toko bunga di Jeddah pada 14 Februari 2018 | Albawaba

LINTAS ATJEH | RIYADH - Dua tahun yang lalu, toko-toko bunga hingga pembuat manisan di Arab Saudi biasa main kucing-kucingan dengan para petugas polisi agama. Khawatir ditangkap, para penjual inipun biasa menyembunyikan berbagai dagangan pernak-pernik Hari Valentine.

Takut dengan lembaga keagaamaan Arab Saudi yakni Komisi untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan (CPVPV), para pemilik restoran sampai terpaksa melarang perayaan ulang tahun atau selebrasi tahunan pernikahan jika bertepatan pada tanggal 14 Februari.

Namun, sejak terobosan yang dilakukan oleh mantan Presiden CPVPV, Sheikh Ahmed Qasim Al-Ghamdi pada 2018 lalu, pemandangan-pemandangan penjual yang ketakutan semacam itu sudah mulai berubah.

Kala itu, publik dibuat gempar dengan pernyataan Al-Ghamdi yang mengklaim bahwa Hari Valentine tidak bertentangan dengan ajaran atau doktrin Islam.

Menurut Al-Ghamdi, Hari Valentine bukanlah sesuatu yang haram lantaran merayakan cinta adalah hal yang universal dan tidak terbatas pada non-Muslim.

"Merayakan Hari Valentine tidak bertentangan dengan ajaran Islam karena itu adalah masalah sosial yang duniawi seperti merayakan Hari Nasional dan Hari Ibu," ujar Al-Ghamdi.

Dilansir dari Insider pada 14 Februari 2019, sejak pernyataan yang dilontarkan oleh Al-Ghamdi tersebut, Riyadh mulai tampak santai dengan aturan ketat perayaan Hari Valentine. Sejak itu, tradisi panjang polisi agama Arab Saudi yang menyisir kota dengan menyita mawar, boneka beruang, hingga simbol hatipun perlahan-lahan mulai berhenti.

Kini, warga Arab Saudi justru dilaporkan mulai sibuk menyiapkan segala kebutuhan untuk Hari Kasih Sayang besok. Arab News pada Kamis (13/2) menuliskan bagaimana wajah Arab Saudi saat ini dipenuhi dengan simbol hati serta bunga di berbagai penjuru negeri.

Tidak hanya itu, penduduk Arab Saudi rupanya juga sudah mulai terang-terangan untuk membeli hadiah-hadiah manis khas Valentine, seperti bunga, balon, atau boneka beruang.

Dengan terbukanya warga Arab Saudi dengan Hari Valentine, rupa Kerajaan ini perlahan-lahan mulai berubah. Perubahan pada masyarakat inipun seperti didukung oleh berbagai kebijakan pembaharuan dari Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS).

Tidak hanya longgar dalam Valentine, di bawah kepemimpinan MBS, kini Arab Saudi juga telah memberi berbagai celah dalam aspek sosial, seperti mengizinkan wanita mengendarai mobil sendiri, melegalkan konser musik serta bioskop, hingga memperbolehkan pasangan asing yang belum menikah untuk menyewa kamar hotel bersama.[Akurat]
Komentar

Tampilkan

Terkini