-->








Takut Seperti Keledai, Kepala BPIP 'Pencetus Salam Pancasila' Puasa Bicara Selama Satu Tahun

01 Maret, 2020, 08.41 WIB Last Updated 2020-03-01T01:41:14Z
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, kapok dikritik habis-habisan gara-gara omongannya. Eks Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta ini pun memutuskan untuk puasa bicara selama satu tahun. Yudian tak ingin seperti keledai, terjerumus di lubang yang sama.

Setelah bikin heboh lantaran nyebut "agama musuh terbesar Pancasila" dan “Assalamualaikum diganti Salam Pancasila” pertengahan Februari 2020 lalu, Yudian jarang muncul di media. Wajahnya tak pernah nongol lagi di layar kaca. Begitu juga omongannya. Sudah tak pernah menghiasi pemberitaan media online atau cetak.

Rupanya, Yudian sedang puasa bicara. Dia sengaja memilih untuk tak berbicara di depan media. Hal itu terungkap saat Yudian muncul di Kampus UIN Yogya, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

Sedianya, Yudian diagendakan jadi salah satu narasumber dalam acara Dialog Kebangsaan sekaligus peluncuran buku "Ulama dan Negara Bangsa". Namun, saat menyampaikan sambutan, dia menolak dan memilih berbicara hanya sebagai mantan rektor saja.

"Saya tidak bisa jadi narasumber karena saya takut nanti keluar kalimat-kalimat yang bisa lain. Lagi dilatih puasa ngomong. Saya belajar dulu, bagaimana Pak Mahfud ngomong di publik, saya perhatikan dulu, baru saya ngomong di publik," kata Yudian disambut tawa hadirin.

Usai acara, wartawan yang sudah menunggu dari tadi langsung mewawancarai Yudian. Kepada para wartawan, Yudian memohon maaf tidak bisa memberikan keterangan. Dia bilang, saat ini sedang puasa bicara. Sesuai anjuran dari Komisi II DPR. Kalau mau wawancara, lanjut dia, ia harus mengontak bagian humas dulu. Atau memakai kisi-kisi. "Ini demi kebaikan yang lebih baik. Jadi mohon maaf ini (tidak memberi keterangan)," kata Yudian.

Ditanya, sampai kapan puasa bicaranya? Yudian memperkirakan puasa bicaranya ini bakal berlangsung selama setahun. Ini dilakukan untuk belajar mengamati situasi kondisi sebelum memberikan pernyataan kepada publik.

"Saya belajar dulu. Intinya saya harus belajar dulu, mengamati dulu. Nanti rencananya kalau ada gini (doorstop) harus pakai draft, agar saya katakanlah tidak mudah terpeleset lah. Ini demi kebaikan," ungkapnya.

Yudian mengaku, mendapat nasihat dari Komisi II DPR agar berhati-hati bicara di depan media. Dia menganggap, nasihat itu sebagai bagian dari amar ma'ruf nahi munkar. Artinya menyeru kepada kebaikan dan melarang kepada keburukan. "Jadi kalau di depan publik pakai draft, pakai humas, kaya gitu. Jadi subjektivitas saya tidak terlalu menonjol," katanya.

Apakah ditegur sama Jokowi? Soal ini, Yudian tidak bicara lugas. "Ya kamu lihat nggak di koran-koran (apakah Presiden menegur saya)," katanya.

Yudian memang sempat bikin gaduh gara-gara omongannya yang kontroversi. Dia bilang musuh terbesar Pancasila adalah agama, bukannya kesukuan. Setelah itu, ia mewacanakan mengganti Assalamualaikum dengan Salam Pancasila. Pernyataan itu mengundang reaksi beberapa pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mendesak Presiden Jokowi untuk mencopotnya.

Kabar ini disambut meriah oleh warganet. Ada yang gembira dan mengapresiasi ada juga yang sebaliknya. Pemilik akun @ganursidik senang, karena Yudian mau belajar dari pengalaman. Tidak mau seperti keledai yang terjerumus lubang yang sama dua kali. "Akhirnya..," kicaunya. "Seperti lagu. Diam itu emas," timpal @luker19.

Akun @dosaaman ikutan gembira. "Rakyat bersyukur," ujarnya. "Memang dibutuhkan Kepala BPIP yang bicaranya benar dan gak ngawur," ujar @ronald. Akun @yugojoko bilang, kapasitas Yudian sudah mumpuni. Kejujuran dan intelektualnya juga cukup baik. Tapi jadi bulan-bulanan lantaran tidak belajar soal kehumasan. "Hati-hati ya, Pak. Anda juga harus belajar politik selera pasar," sarannya.

Meski ada yang memuji, tak sedikit warganet yang masih melemparkan kritik. Sebagian penasaran kalau berhenti bicara setahun, lalu kerja Kepala BPIP ngapain. "Apa cuma mau makan gaji buta?," ujar @Herispuansyah. "Harusnya mundur. Kalo cuma puasa ngomong, akun gosip juga bisa," sambar @peqceay.

Akun @lessyyusran ikut penasaran. Kata dia, BPIP itu dibikin untuk meningkatkn kesadaran masyarakat tentang Pancasila sebagai salah satu ideologi bangsa. Jika Kepala BPIP puasa bicara, terus bagaimana dengan amanah yang diambil sebagai pimpinan. "Yang seharusnya memberikan eduksi kepada masyarakat tentang Pancasila," ujarnya. [RMco.id]

Komentar

Tampilkan

Terkini