-->








Falevi: Kerja Setengah Hati Pemerintah Aceh Penyebab Transmisi Lokal

28 Juni, 2020, 08.54 WIB Last Updated 2020-06-28T01:59:07Z
LINTAS ATJEH | BANDA ACEH - Ketua Komisi V DPR Aceh, M Rizal Falevi Kirani mengatakan, meningkatnya kasus positif virus Corona atau Covid-19 di Aceh karena pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/ Kota masih setengah hati dan belum serius dalam menerapkan protokol kesehatan sebagaimana yang dianjurkan oleh WHO.

"Apabila pemerintah lengah dalam upaya mengatasi peningkatan kasus, saya khawatir kasus ini akan terus meningkat," kata Falevi, Sabtu (27/06/2020).

Sementara dari sisi kesiapan, menurut Falevi, Pemerintah Aceh maupun Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 tampak tidak siap sepenuhnya dalam mengantisipasi kemungkinan peningkatan kasus dalam jumlah signifikan. 

Falevi mengaku sudah jauh-jauh hari mengingatkan Pemerintah Aceh agar  memperketat wilayah perbatasan. Bila perlu tutup sementara jalur masuk Aceh untuk memutuskan mata rantai Covid-19. 

"Selama ini Aceh sangat aman dari Covid-19, tapi penularan mulai terjadi ketika orang dengan mudah keluar masuk Aceh melalui beberapa pintu masuk, terutama wilayah perbatasan," sebutnya.

"Jika pemerintah tidak mengambil kebijakan tegas, kita khawatir kasus Covid-19 akan terus meningkat. Kasus iini bisa saja akan seperti bola salju yang terus menggelinding. Ini yang kita khawatirkan, sementara persiapan kita dalam upaya pencegahan dan antisipasi masih kurang. Jangan sampai kuburan massal akan benar-benar dibutuhkan nantinya," ujar mantan aktivis itu.

Karena itu, Ketua Komisi V DPRA ini kembali mendesak Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah agar menutup sementara wilayah perbatasan. Kalaupun tak bisa ditutup sepenuhnya, minimal harus ada pemberlakuan syarat yang ketat.

Selain itu, ia juga meminta lokasi-lokasi transmisi lokal agar dilakukan isolasi dengan pengawasan ketat dari aparat dan petugas medis untuk menghindari penularan lebih lanjut.

"Pemerintah Aceh dan Gugus Tugas Bek nyee-nyee khen dalam penanganan covid 19. Plt harus segera menginstruksikan kepada dinas teknis untuk memperketat di perbatasan dan protokol kesehatan betul betul di jalankan. Bukan hanya sekedar cek suhu badan," tukasnya lagi.

"Kalau tidak dilakukan masa siap-siap tranmisi lokal akan terjadi di seluruh Aceh. Dan ini betul betul ancaman serius bagi masyarakat Aceh," imbuh dia.

Karena, kata dia, semua penularan covid 19 yang terjadi di Aceh adalah kasus impor dari luar daerah dan luar negeri. 

"Kalau mau selamat atau memutuskan mata rantai covid-19, maka perketat perbatasan dengan betul-betul menerapkan standar Protokol kesehatan WHO," ujar mantan aktivis mahasiswa ini.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini