-->




Peusaba Aceh: Waspadai Gerakan Pemusnahan Total Sejarah

28 September, 2020, 16.09 WIB Last Updated 2020-09-28T09:09:37Z
LINTAS ATJEH | BANDA ACEH -Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman mengaku terkejut dengan berita bahwa mata pelajaran sejarah menjadi mata pelajaran tidak wajib di sekolah. Semakin lama maka semakin jauh dari nilai sejarah, akhirnya berakibat hilangnya suatu bangsa. 

Ketua Peusaba mengingatkan bagaimana dimasa lalu banyak negeri besar hilang dan sejarahnya dilupakan. Tanpa sejarah tidak ada suatu bangsa. 

"Aceh yang dulu terkenal sebagai 5 besar peradaban dunia pada masanya, kini kawasan situs sejarah di Gampong Pande dan seluruh Aceh terancam karena pembangunan proyek lainnya. Kawasan Inti Kesultanan Aceh Darussalam Darud Donya dan Darul Makmur, Meukuta Alam, Darul Kamal, Lamuri, dll terancam. Jika sejarah hilang maka hilanglah bangsa itu," ungkapnya.

Snouck Hurgronje sejak 1897 memerintahkan penggeledahan dan mengambil semua naskah yang berhubungan dengan sejarah Aceh dan kekhalifahan Islam, karena takut bangkitnya perlawannan, maka oleh Snouck Hurgronje semua data itu dibawa ke Belanda. Tujuan pemusnahan bukti sejarah adalah membuat penjajah bertahan di negeri itu. 

Ada 3 cara melemahkan dan menjajah suatu  negeri :
1. Kaburkan sejarahnya 
2. Hancurkan bukti-bukti sejarahnya sehingga tidak bisa lagi diteliti dan  dibuktikan kebenarannya
3. Putuskan hubungan mereka dengan leluhurnya dengan mengatakan leluhurnya bodoh dan primitif.

Hal ini sedang terjadi di Aceh, pengaburan sejarah kesultanan Aceh Darussalam. Kemudian dilanjutkan dengan pemusnahan makam-makam Para Raja dan Ulama islam dan menjadikan kawasan Istana Darul Makmur dan  pemakaman Makam Para Raja dan Ulama sebagai kawasan pembuangan sampah dan tinja, sehingga kelak kawasan itu akan dijauhi dan susah diteliti kembali. 

Kemudian mereka mengatakan bahwa penghancuran situs makam raja dan ulama sebagai bagian kemajuan modern, padahal untuk menghilangkan bukti sejarah Islam di Aceh. Itulah kebencian mereka terhadap Islam dan kebesaran Islam. Harta benda duniawi menyilaukan mata mereka dan mereka adalah kaum kafir. 

Mereka memusnahkan kebesaran sejarah Islam Aceh, memusnahkan sejarah kebesaran Sultan Ali Mughayat Syah (1511-1530), kebesaran Sultan Alaiddin Al Kahhar (1539-1572), dan mencoba menghapuskan sejarah Sultan Iskandar Muda (1607-1636).

"Balasan di akhirat kelak akan menimpa  orang kafir dan antek-anteknya, yang berusaha memusnahkan makam raja dan ulama Aceh. Dan semoga  Allah menjadikan kaum kafir dan antek-anteknya didunia ini mengalami kehancuran sehancur-hancurnya, dan kelak di akhirat  mereka semua dibakar dalam api neraka jahanam," tutupnya, Senin (28/09/2020).[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini