-->




Ada 14 Jenderal Bintang Tiga, Siapa Layak Jadi Calon Kapolri Baru?

12 November, 2020, 08.10 WIB Last Updated 2020-11-12T03:19:24Z
Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo/Ney


LINTAS ATJEH | JAKARTA - Hari demi hari terus berlalu. Kini secara perlahan tapi pasti, sang waktu sedang membawa Polri pada proses pergantian pimpinan.


Kapolri yang saat ini menjabat, Jenderal Polisi Idham Azis sudah tiba di penghujung masa aktif kedinasannya di Kepolisian Indonesia. Idham resmi pensiun pada Januari 2021.


Pengangkatan Idham sebagai Kapolri pada bulan November 2019, sungguh tak terduga dan di luar kebiasaan yang terjadi selama ini.


Sebab baru pertama kalinya terjadi, ada perwira tinggi yang sudah mau pensiun malah diangkat jadi Kapolri.


Selama ini, calon Kapolri minimal masih punya sisa masa dinas di Kepolisian minimal 2 tahun.


Tapi Idham yang masa dinasnya hanya tersisa 1 tahun 2 bulan, justru diangkat jadi Kapolri menggantikan Jenderal Polisi Tito Karnavian yang ditunjuk jadi Menteri Dalam Negeri.


Tito yang berasal dari Angkatan 1987, digantikan oleh Idham yang berasal dari Angkatan 1988.


Dan kini, saat Indonesia akan memasuki penghujung tahun 2020, pergantian Kapolri akan kembali terjadi karena Idham memang akan pensiun 1,5 bulan lagi.


Lalu, siapakah yang layak dicalonkan jadi Kapolri yang baru?


Saat ini, Perwira Tinggi Polri yang menyandang pangkat Komisaris Jenderal (Komjen) berjumlah 14 orang yaitu:


1. Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Gatot Eddy Pramono (Angkatan 1988)


2. Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum) Komjen Pol Agung Budi Maryoto (Angkatan 1987)


3. Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Komjen Pol Agus Andrianto (Angkatan 1989)


4. Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo (Angkatan 1991)


5. Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel (Angkatan 1988)


6. Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Komjen Pol Arief Sulistyanto (Angkatan 1987)


7. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar (Angkatan 1988)


8. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Heru Winarko (Angkatan 1985 dan akan pensiun 1 Desember 2020)


9. Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Komjen Pol Didid Widjanardi (Angkatan 1986)


10. Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komjen Pol Dharma Pongrekun (Angkatan 1988)


11. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Komjen Pol Firli Bahuri (Angkatan 1990)


12. Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN) Komjen Pol Bambang Sunarwibowo (Angkatan 1988)


13. Sekretaris Jenderal Kementerian Perikanan dan Kelautan Komjen Pol (Purn) Antam Novambar (Angkatan 1985)


14. Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komjen Pol Andap Budhi Revianto. (Angkatan 1988)


Lalu dari ke-14 orang Perwira Tinggi senior berpangkat Komjen ini, siapakah paling besar peluangnya menjadi Kapolri yang baru menggantikan Jenderal Idham Azis yang segera pensiun 1,5 bulan lagi?


Teorinya, semua Komjen senior tadi, punya hak yang sama untuk dicalonkan sebagai Kapolri sepanjang masih aktif di Polri.


Tapi dari ke-14 orang Pati berpangkat Komjen ini, ada 1 orang yang sudah pensiun (purnawirawan) yaitu Antam Novembar, dan ada yang akan segera pensiun tanggal 1 Desember 2020 yaitu Heru Winarko.


Sehingga, tersisa 12 orang lagi.


Tapi dari 12 orang Komjen tersebut, 10 orang di antaranya merupakan Perwira Tinggi Polri yang seangkatan dengan mantan Kapolri Tito Karnavian (Angkatan 1987) dan sebagian lagi seangkatan dengan Kapolri yang saat ini masih menjabat yaitu Idham Azis (Angkatan 1988).


Dengan demikian, hanya tersisa 2 orang Pati Polri berpangkat Komjen yang angkatannya lebih muda dari Idham Azis yaitu:


1. Kabaharkam Polri Komjen Pol Agus Andrianto (Angkatan 1989)


2. Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo (Angkatan 1991).


Dan kalau sekarang Presiden Jokowi memutuskan bahwa di bulan November inilah saat paling tepat untuk mengangkat Kapolri yang baru menggantikan Idham Azis, maka keputusan presiden itu sangat tepat.


Tapi bisa jadi Presiden Jokowi masih dihadapkan pada 2 pilihan yaitu mau mengangkat Kapolri baru dari angkatan yang sama dengan Idham Azis (Angkatan 1988), atau mengangkat Kapolri baru yang angkatannya lebih muda dari Idham Azis.


Jika presiden ingin tetap memberikan kepercayaan jabatan Kapolri kepada polisi senior dari angkatan yang sama dengan Idham Azis (Angkatan 1988), maka pilihan presiden tampaknya bisa jatuh pada Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono.


Gatot pensiun per tanggal 1 Juli 2023.


Bila itu terjadi, artinya dari tahun 2019 sampai 2023, Polri hanya dipimpin oleh Kapolri dari angkatan yang sama yaitu Angkatan 1988.


Kalau sampai itu yang terjadi, maka artinya tak ada kemajuan dan tak ada regenerasi dalam organisasi Polri di era reformasi ini.


Sehingga, demi berlangsungnya proses regenerasi di tubuh Polri, maka presiden perlu memberikan kepercayaan kepada Calon Kapolri dari angkatan yang lebih muda dari Kapolri Idham Azis.


Dan demi terjadinya proses regenerasi itu, hanya ada 2 orang Pati Polri berpangkat Komjen yang layak dipertimbangkan Presiden Jokowi untuk menjadi Calon Kapolri yaitu Kabaharkam Polri Komjen Pol Agus Andrianto (Angkatan 1989) atau Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo (Angkatan 1991).


Dari kedua kandidat ini, peluang menjadi Kapolri tampak lebih besar pada sosok Komjen Listyo Sigit Prabowo.


Pertama, ia pernah bertugas cukup lama menjadi Ajudan Presiden Jokowi pada periode pertama kepresidenan.


Artinya, Jokowi sudah sangat mengenal bagaimana karakter dan keprofesionalan Listyo Sigit Prabowo saat bekerja sebagai pembantu Presiden, dalam hal ini sebagai Ajudan Presiden.


Kedua, rekam jejak Listyo di Kepolisian memang sangat amat bagus.


Sepanjang menjadi Kabareskrim Polri selama hampir 1 tahun ini, prestasi Listyo dan jajaran Bareskrim sangat amat bagus di semua lini tugas-tugas mereka.


Bareskrim memiliki 6 Direktorat yaitu Direktorat Tindak Pidana Umum (Tipidum), Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusis atau Tipideksus, Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Tipidkor), Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Tipidnarkoba), Direktorat Tindak Pidama Tertentu (Tipidter) dan Direktorat Tindak Pidana Siber (Tipidsiber).


Semua Direktorat di Bareskrim ini, mencatatkan prestasi demi prestasi yang sangat membanggakan sepanjang tahun 2020 ini.


Yang masih sangat hangat di pemberitaan adalah kesuksesan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Eksus) Bareskrim membongkar pembobolan rekening milik seorang atlet eSport dan ibunya senilai Rp 22 miliar di Maybank Cabang Cipulir.


Kemudian kesuksesan Direktorat Tindak Pidana Umum (Pidum) Bareskrim mengungkap kasus kebakaran Gedung Utama Kejaksaan Agung.


Disusul kesuksesan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim yang pada pekan lalu berhasil membongkar sindikat narkoba di Riau yang melibatkan petugas lapas.


Dan masih banyak sederetan prestasi Komjen Pol Listyo Sigit beserta jajarannya di Bareskrim sepanjang tahun 2020 ini.


Artinya, Listyo cukup layak untuk dipertimbangkan Bapak Presiden untuk menjadi Calon Kapolri menggantikan Idham Azis.


Satu yang terpenting adalah dibutuhkan faktor TRUST atau faktor kepercayaan yang sangat tinggi dari seorang presiden kepada calon Kapolri yang baru, Komjen Pol Agus Andrianto, atau Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo.


Kepada sosok yang mana dari kedua Komjen ini, hati presiden merasa lebih sreg untuk bekerja sama?


Bila saat ini presiden sudah bisa menentukan, siapa di ntara 2 Komjen ini yang akan dicalonkan sebagai Calon Kapolri yang baru, maka presiden sudah bisa menyurati DPR untuk dimintai persetujuannya.


Sebab, proses politik yang harus dilalui Calon Kapolri untuk mendapatkan persetujuan DPR, memerlukan waktu kurang lebih 3 minggu, atau paling lambat 1 bulan.


Jika sekarang Presiden Jokowi mengajukan Calon Kapolri yang baru, maka pada pertengahan bulan Desember nanti Kapolri yang baru sudah bisa dilantik setelah pencalonannya mendapatkan persetujuan dari DPR.


Dan memasuki minggu ketiga bulan Desember, seluruh jajaran Polri di Indonesia bersiap melaksanakan operasi pengamanan libur natal dan tahun baru.


Termasuk persiapan bila terjadi bencana alam di akhir tahun (seperti yang terjadi pada akhir Desember tahun 2018 saat terjadi bencana alam tsunami di Lampung dan Banten).


Jadi, mari kita berdoa setulus hati bagi Presiden Jokowi agar dapat memilih Calon Kapolri  dalam hari-hari yang sangat dekat ini.[Jurnalpatrolinews]

Komentar

Tampilkan

Terkini