-->








Tradisi Budaya Aceh Tengah di Masa Pandemi

24 November, 2020, 23.56 WIB Last Updated 2020-11-24T16:56:59Z

BUDAYA adalah suatu gaya hidup yang berkembang dalam suatu kelompok atau masyarakat dan diwariskan secara turun menurun dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan manusia. Budaya mempengaruhi agama, politik, adat istiadat, bahasa, bagunan, pakaian, bahkan dalam suatu karya seni tak lekang oleh pengaruh budaya.Oleh sebab itu, seiring berjalannya waktu budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas dalam peradaban manusia. 


Sebagaiman kita ketahui, Covid-19 atau virus corona sedang melanda di tanah air ini. Tidak hanya di Indonesia, Covid-19 ini juga melanda bahkan seluruh dunia ini. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus corona yang baru ditemukan. Virus ini adalah virus baru dan penyakit yang tidak dikenal sebelum terjadinya wabah di Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019. 


Pada tanggal 31 Desember 2019, World Health Organization (WHO) mendapatkan informasi mengenai kasus pneumonia yang terjadi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Masa inkubasi dapat bervariasi antar pasien, yaitu 2-14 hari setelah terpapar virus berdasarkan periode inkubasi yang ditunjukkan sebelumnya pada virus MERS. Masa inkubasi 24 hari telah diamati dalam penelitian terbaru. WHO mengatakan periode inkubasi yang panjang dapat mencerminkan paparan ganda Coronavirus. 


Menurut laporan terbaru, ada kemungkinan orang yang terinfeksi Covid-19 dapat menular sebelum menunjukkan gejala yang signifikan. Penularan dari orang ke orang diperkirakan terjadi melalui droplet ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, mirip dengan bagaimana influenza dan patogen pernapasan lainnya yang dapat terhirup ke dalam paru-paru.


Penularan Covid-19 dapat juga terjadi dengan menyentuh permukaan atau objek yang memiliki virus di atasnya dan kemudian orang tersebut menyentuh mulut, hidung, atau mungkin mata mereka sendiri.


Adapun pencegahan penularan Covid-19, sebagai berikut:


1. Cuci tangan selama 20 detik dengan sabun dan air mengalir sesuai dengan standar WHO.

2. Hindari kerumunan/keramaian.

3. Jaga posisi jarak dengan orang lain.

4. Hindari melakukan kontak langsung dengan orang yang sakit.

5. Konsumsi secara rutin vitamin yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh saat sehat dan mempercepat penyembuhan saat sedang sakit.

6. Gunakan masker saat keluar rumah.

7. Membersihkan dan mendisinfeksi secara berkala barang-barang yang sering disentuh.


Sebagaimana kita ketahui, Covid-19 ini sangat berbahaya bagi kita semua bahkan virus ini dikatakan sebagai virus yang mematikan. Karena adanya virus covid-19 ini semua kegiatan yang berkaitan dengan di luar ruangan diberhentikan sementara baik itu sekolah, perkantoran, perusahaan, restoran, mall dan lain sebagainya sampai Covid-19 ini bisa diatasi oleh pemerintah. 


Dampak dari Covid-19 ini sangat terlihat jelas terlihat di masyarakat. Mulai dari ekonomi masyarakat hingga tradisi-tradisi budaya yang ada di dalam masyarakat. Seperti yang terjadi di Aceh Tengah pada saat ini. Dampak Covid-19 sangat jelas mempengaruhi tradisi yang ada disana.


Di Aceh Tengah salah satu budaya yang sangat melekat pada masyarakat Gayo adalah tradisi pacuan kuda. Pacuan kuda sudah ada sejak jaman dahulu. Pacuan kuda tradisional ini konon sudah dilakukan sejak jaman sebelum belanda menjajah indonesia dan di gelar sejak musim panen tiba yang biasanya pada bulan Agustus.


Sementara menurut AR Hakim A Pinan dalam buku pesona Tanoh Gayo pacuan kuda sudah ada sejak sebelum kedatangan Belanda ke Tanoh Gayo yaitu sejak tahun 1903 ketika ekspansi Overstee Vandealan ke Gayo Lues. 


Pada saat ini pacuan kuda tradisional Gayo diselenggarakan 2 kali dalam satu tahun di Kabupaten Aceh Tengah yaitu pada bulan Februari dalam memperingati HUT Kota Takengon. Dan bulan Agustus dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT RI yang diselenggarakan di Lapangan Muhammad Hasan Gayo yang berada di Belang Bebangka, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah yang diikuti oleh 3 kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Gayo Lues.


Pada masa pandemi saat ini tradisi pacuan kuda ini ditiadakan karena ini dapat mengundang orang banyak sehingga beresiko dan rawan penularan Covid-19. Dan akan sangat sulit menerapkan social distancing di area pacuan kuda karena padatnya pengunjung sehingga memudahkan virus ini menular. 


Telah kita ketahui bahwa bahaya dari virus ini yang dapat menyebabkan penderitanya meninggal dunia. Oleh karena itu pemerintah setempat melarang untuk mengadakan pacuan kuda selama pandemi berlangsung.


Mengingat bahaya yang dapat di timbulkan apalagi dalam beberapa waktuterakhir sudah ada warga Aceh Tengah yang positif Covid-19 sehingga belum memungkinkan bila dilaksanakan pacuan kuda dalam artian di tunda pelaksanaannya.


Penulis: Abadi Syahputra  (Mahasiswa UIN Ar-Raniry Jurusan Sosiologi Agama)

Komentar

Tampilkan

Terkini