-->








Belajar Tidak Lengkap Tanpa Menulis

14 Januari, 2021, 18.02 WIB Last Updated 2021-01-14T11:02:38Z

ASSALAMUA'ALAIKUM warahmatullahi wabarakatuh. Sebelum saya menceritakan awal mula saya tersadar pentingnya belajar menulis, saya akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu, nama saya Abdul Mufti, seorang laki-laki yang berumur 21 tahun. Saya juga seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu universitas ternama di Aceh. Pada akhirnya saya tersadar menulis merupakan sebuah keharusan, banyak manfaat yang bisa kita dapat dalam menulis, salah satunya menulis sebagai salah satu media dakwah yang sangat bermanfaat dan daya sebarnya sangat luas, terlebih di zaman berteknologi canggih seperti sekarang ini. Kita bisa menulis sebuah ilmu, dan sesaat itu pula tulisan kita bisa dibaca dan terambil faidahnya oleh mereka yang tinggal jauh.


Jadikanlah menulis sebuah rutinitas keseharian, media dakwah tanpa harus terjun langsung ke objek dakwah, baik menulis di atas kertas atau di lembaran-lembaran dunia maya. Dan menulis ini akan melengkapi usaha dakwah kita di masyarakat, karena hasil menulis berupa ilmu-ilmu yang terbukukan baik di dunia nyata atau dunia maya. Karyanya masih bisa dimanfaatkan mereka di rumahnya masing-masing, dibaca, ditelaah, disimpulkan, dan bisa menjadi bahan diskusi langsung saat ngaji bersama guru-gurunya. Menulis adalah media dakwah yang tak boleh di tinggal oleh mereka para dai, para penyeru kebenaran dan kebajikan.


Setelah engkau tiada, hasil tulisanmu semasa hidupnya, dialah yang akan menjadi asisten dan penggantimu untuk menbarkan ilmu-ilmu yang kau miliki. Hal ini juga sudah di lakukan sejak turun temurun dari orang dahuli seperti ulama-ulama terdahulu yang mengarang kitab, sehingga kitabnya bisa digunakan sekarang sebagai kajian agama bagi para santri-santri yang ada di pesantren atau dayah. Menulis ini juga dapat mendapatkan pahala jariyah apabila karya tulis yang kita kerjakan dapat memberikan manfaat dan ilmu kepada orang lain dan mereka menyebarkannya ataupun mengamalkannya.


Bagi saya pribadi, saya berkeinginan belajar menulis dengan baik, agar saya dapat menulis laporan kp dan skripsi saya menjadi terstruktur dengan baik dan benar. Karena belajar bukanlah hanya mendengar dan membaca. Tidak lengkap rasanya belajar tanpa menulis. Kurang lengkap rasanya ilmu yang dipunyai kosong dari menulis.


Lihatlah kisah hidup para ulama salaf, para ulama kontemporer, para dosen dan ustadz, orang-orang besar dan para pemimpin di dunia, sampai orang tersibuk pun dalam bisnis dan niaga, hidup mereka tak lepas dari menulis. Menulislah selagi kamu mampu untuk melakukannya, karena kita tidak tahu dengan tulisan yang kita anggap biasa saja itu bisa berpengaruh dan menjadi ilmu kemudian bermanfaat dalam hidupnya kelak. Dan aku tersadar bahwa hidup manusia haruslah diisi dengan kehidupan yang bermanfaat. Sesuatu yang kelak dapat menjadi amalan jariyah, seusai nafas tak lagi berhembus. 


Dari Abu Hurairah r.a, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Apabila seorang anak Adam meninggal dunia, putuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariah, ilmu yang memberi manfaat, dan anak yang saleh yang berdoa untuknya." (HR Muslim).


Sekian uraian dari saya, mengapa aku menulis? Saya mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada salah kata dalam penulisan, mohon dimaklum karena saya seorang yang masih sedang belajar. Semoga bermanfaat bagi pembaca, akhirulkalam wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Penulis: Abdul Mufti, Mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Malikussaleh

Komentar

Tampilkan

Terkini