-->








Alami Lumpuh Setelah Divaksinasi Covid-19 Tahap Dua, Lansia di Aceh Tamiang: Separuh Tubuh Tidak Bisa Bergerak

08 Juli, 2021, 17.43 WIB Last Updated 2021-07-08T11:30:01Z

Ponidi (74) warga Kampung Perkebunan Selele, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang dikabarkan separuh badan sebelah kiri lumpuh total usai ikut vaksinasi Covid-19 tahap kedua, pada Jumat (02/07/2021).

LINTAS ATJEH | ACEH TAMIANG - Kejadian tak terduga pasca disuntik vaksin virus Corona (Covid-19) kembali terjadi lagi.

Kali ini seorang kakek lanjut usia (lansia) asal Kampung Perkebunan Selele, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang dikabarkan lumpuh usai ikut vaksinasi Covid-19 tahap kedua.

Berdasarkan informasi yang dihimpun LintasAtjeh.com, Kamis (08/07/2021), kakek lanjut usia tersebut diketahui bernama Ponidi (74). Saat ini Ponidi sedang menjalani perawatan di Ruang 'Penyakit Dalam' Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Tamiang. 

Kakek yang berusia 74 tahun itu mengaku kepada awak media bahwa dirinya beserta sejumlah warga Kampung Perkebunan Selele mengikuti program vaksinasi Covid-19 tahap kedua, pada Jumat 02 Juli 2021 kemarin.

Menurut keterangannya, selesai divaksin kemarin, dirinya langsung pulang dan sesampainya di rumah, beberapa saat kemudian dirinya beranjak mandi. Namun selesai mandi dan hendak bersiap pergi ke masjid untuk menunaikan shalat fardhu Jum'at, tiba-tiba kepalanya mulai terasa pusing, pandangan menjadi gelap, tubuh sempoyongan dan bergetar serta kedua kakinya-pun terasa lemas. 

"Kemarin setelah selesai divaksin, saya dan beberapa warga yang lain kembali pulang dengan menumpangi mobil bak terbuka milik salah satu warga setempat. Beberapa saat setelah tiba di rumah, saya mandi, dan ketika selesai mandi lalu bersiap pergi ke masjid untuk menunaikan shalat Jum'at, tiba- tiba kepala saya mulai terasa pusing, pandangan menjadi gelap, tubuh sempoyongan dan bergetar serta kedua kakinya-pun terasa lemas. Sayapun terpaksa urung ke masjid," ujar Ponidi.

Turut dijelaskan oleh Ponidi, saat dirinya dalam kondisi sempoyongan, istrinya (Supariah) bersama anak perempuannya yang bernama Listiani langsung berusaha memapah dirinya ke dalam kamar untuk beristirahat.

Kemudian, lanjutnya lagi, anak perempuannya (Listiani) langsung menghubungi seorang perawat yang tempat tinggalnya tidak jauh, yakni hanya berjarak seratusan meter dari rumah mereka. 

"Setelah dihubungi, perawat tersebut menyarankan kepada anak saya agar saya dibawa ke Puskesmas guna dilakukan pemeriksaan. Namun setelah dibawa dan diperiksa serta diberi obat oleh pihak perawat di Puskesmas, kondisi saya semakin parah. Dan pada malam harinya ketika saya mau pergi ke kamar kecil, kaki saya sudah tidak bisa untuk berjalan," tutur Ponidi.

Kakek yang sudah memiliki 16 orang cucu tersebut menyebutkan bahwa pasca satu hari dirinya divaksin, tepatnya pada tanggal 03 Juli 2021 kemarin, dirinya semakin merasakan bagian tubuhnya yang sebelah kiri sudah lumpuh total. Dan mengaku sempat memanggil tukang pijat untuk mengusuk tubuhnya, tetapi kondisinya tidak juga membaik.

"Dikarenakan setelah diperiksa dan diberi obat oleh pihak Puskesmas, kondisi saya tidak juga membaik, bahkan saya merasakan bagian tubuh sebelah kiri saya sudah lumpuh total, maka pada Hari Senin, 6 Juli 2021 kemarin, saya dibawa ke rumah sakit ini," timpal Ponidi.

"Kemarin sebelum disuntik vaksin yang kedua kalinya, kondisi tubuh saya dalam keadaan sehat, dan masih mampu bekerja, yakni menyadap getah pohon karet di kebun. Saya disuntik vaksin pada bagian lengan kanan, tapi yang tidak bisa bergerak separuh badan sebelah kiri. Saya berharap agar bisa segera sembuh kembali supaya dapat bekerja untuk menafkahi keluarga," pungkasnya.

Istri dan anak perempuan Ponidi yang sedari awal menemani Ponidi dirawat di RSUD Aceh Tamiang, mengaku tidak kuasa melihat kondisi Ponidi yang mengalami lumpuh sebelah badan secara mendadak usai disuntik vaksin Covid-19.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

Bahkan Istri Ponidi, Supariah mengaku bahwa pihaknya tidak terima atas kejadian yang menimpa suaminya saat ini dan akan menuntut pihak Tim Vaksinasi Aceh Tamiang agar dapat bertanggungjawab terhadap kejadian yang telah menimpa suaminya.

"Termasuk putri saya yang saat ini berada di Malaysia. Dia paling tidak terima dengan kejadian ini. Dia nanti yang akan melakukan penuntutan karena bapaknya sehat sebelum divaksin," kata Supariah.

Upaya untuk menggali informasi tentang hasil diagnosa dokter, awak media menghampiri petugas medis yang sedang duduk di meja informasi, dan meminta keterangan dari mereka.

"Berdasarkan diagnosa dokter spesialis saraf yang merawat Kek Ponidi dijelaskan bahwa dia menderita SNH (stroke non hemoragik). SNH sendiri adalah kategori stroke berat. Dan untuk dokter spesialis yang menangani-nya adalah dr Anwar. Saat ini tensinya pun sudah bagus," demikian penjelasan para petugas medis RSUD Aceh Tamiang.

Sementara itu, di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Aceh Tamiang Ibnu Azis, SKM, ketika dihubungi melalui sambungan telepon mengatakan, prosedur vaksinasi tetap dijalankan oleh tim medis sebelum melakukan penyuntikan.

Mulai dari tahapan pendataan terhadap warga, termasuk melakukan pengecekan usia, dan pengecekan kesehatan terhadap mereka, seperti memeriksa tekanan darah (tensi). Semuanya dilakukan, baik terhadap warga umum dan juga lansia.

Selanjutnya, Ibnu Azis juga menerangkan bahwa jika semua vaksin yang disuntikan kepada semua masyarakat Aceh Tamiang adalah vaksin dengan merek yang sama, yakni merek Sinovac.

"Tetap di cek dulu sebelum divaksin. Terus kami juga menanyakan kesehatannya. Kalau tidak ada riwayat penyakit lain, tekanan darah normal, atau sebatas yang bisa kami vaksin, kami lakukan vaksin. Tidak terlalu intensif kali," kata Azis.

Azis menjelaskan, sebelumnya memang ada program jadwal vaksinasi khusus untuk lansia. Namun saat ini jadwal vaksinasi-nya telah digabung, lansia dengan masyarakat umum yang berusia di atas 18 tahun jadwalnya sama.

Menurut Azis, hal itu dilakukan pihaknya untuk memenuhi target pelaksanaan vaksinasi di Kabupaten Aceh Tamiang.

Kendati demikian, dirinya membantah jika ada masyarakat yang mengalami stroke usai disuntik vaksin. Sejauh ini pelaksanaan vaksin yang dilakukan pihaknya tidak ditemukan adanya kendala.

"Belum ada laporan sampai sekarang. Kalaupun benar ada masyarakat yang stroke, belum tentu itu akibat vaksin. Namun, jika dampak atau gejalanya muncul 1 hingga 2 jam setelah vaksin, kemungkinan itu baru disebabkan dari vaksin. Tapi kalau gejala lain muncul sehari setelahnya, belum tentu itu akibat vaksin," jelas Ibnu Azis.[*/Red]

Komentar

Tampilkan

Terkini