-->








Salut! Meski Terkena Stroke dan Sulit Berjalan, Jenderal Andika Izinkan 2 Perwira Ikuti Seskoad

05 September, 2021, 13.31 WIB Last Updated 2021-09-05T06:31:50Z
Tangkapan layar media sosial

LINTAS ATJEH | JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa mengapresiasi dua prajuritnya Mayor Inf Simbolon dan Letkol Cpl Satata. Keduanya diizinkan untuk ikut dan menyelesaikan masa pendidikan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad). Untuk diketahui, dua perwira menengah (Pamen) TNI AD ini menderita penyakit.

"Ada juga rekan kita yang lain, yang sangat dibatasi oleh kondisi fisiknya, penyakitnya, tetapi masih rajin mengikuti pelajaran dan lulus. Tidak ada yang tidak mungkin ya, tidak ada yang tidak mungkin. Selama ada kemauan bisa," ujar Andika dalam tayangan video TNI AD, Minggu (5/9/2021).

Mayor Simbolon sendiri menderita penyakit stroke ringan. Penyakit itu menyerang Simbolon saat baru satu minggu dia mengikuti pendidikan.
Awal mula, ketika mengikuti seleksi hingga dinyatakan lulus oleh hasil pengumuman, raganya masih amat sehat. Lambat laun kondisinya makin memburuk dan saat tak lagi memungkinkan, Simbolon langsung berkomunikasi dengan sang istri untuk membawanya ke rumah sakit.

Tak disangka, cairan infus harus masuk ke dalam tubuhnya selama tiga hari, padahal yang diperkirakan hanya setengah hari saja. Ternyata, niat yang sudah ada pupus, tubuhnya tak lagi bisa bergerak.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

"Wah jangan, (diinfus tiga hari) nanti siang saya mau kembali. Ksrena laptop masih di kampus. Terjyata saya sudah tidak bisa bergerak," tutur Simbolon.

Dokter Spesialis Saraf RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Kolonel CKM Antun Subono menjelaskan, penyakit stroke yang diderita Simbolon diakibatkan oleh sumbatan di bagian otak sebelah kiri. Bagian tangan kanan Pamen itu, kata Antun, kekuatannya sudah 0 persen.

"Artinya sama sekali tidak ada kekuatan. Kemudian yang ada di kaki itu sekitar 80 persen kekuatannya. Setelah melalui pemeriksaan dan MRI kita temukan ada sebuah sumbatan di otak sebelah kiri, sehingga pasien menderita suatu stroke," jelas Antun di video yang sama.

Sementara, Letkol Cpl Satata mengalami gangguan pernafasan yang efek terburuknya dia menjadi kesulitan berjalan. Namun, atas kesempatan yang diberikan, hanya ucapan terima kasih yang bisa dia sampaikan.

"Kami kondisinya memang sakit, sampai kondisi nyeri kaki. Kesempatan yang diberikan kepada saya dalam melaksanakan pendidikan ini sampai selesai," kata Satata.

Alasan keduanya dapat lulus pun dijelaskan oleh Asisten Personel (Aspers) KSAD Mayjen TNI Wawan Ruswandi. Kata Wawan, KSAD membuat sebuah kebijakan yang memperbolehkan para prajuritnya ketika tengah sakit untuk mengikuti pendidikan.

"Untuk pendidikan Seskoad ini, KSAD telah membuat suatu kebijakan. KSAD membuat kebijakan apabila ada siswa sakit tetap diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan meskipun melalui virtual," tutup Wawan.[Okezone]
Komentar

Tampilkan

Terkini