-->

Puluhan Tokoh Masyarakat Nagan Raya Kembali Menggelar Aksi Demonstrasi di Lokasi PT. Bel

17 Februari, 2022, 18.27 WIB Last Updated 2022-02-17T14:11:36Z

LINTAS ATJEH | NAGAN RAYA - Puluhan tokoh masyarakat di lima Desa ring satu dan elemen mahasiswa kembali menggelar aksi demonstrasi di lokasi PT. Bara Energi Lestari (BEL), Kamis (17/02/2022).

T. Ridwan, S.Sos, SH, saat orasi mewakili tokoh masyarakat lima Desa dan elemen mahasiswa mengatakan, forum tokoh masyarakat lima Desa ring 1 tambang PT. BEL, dan ikut tergabung dari elemen KPA, LSM APEL, Ipelmanar- Meulaboh, HMI Nagan Raya mengelar aksi (Mosi Tak Percaya) terhadap PT. BEL.


“Sebelumnya, kami telah melayangkan surat ke Management PT. BEL beberapa waktu lalu, namun tidak ada respon,” ucapnya.


"Hari ini kami mengelar aksi untuk meminta kepastian dari perusahaan, karena ada beberapa persoalan yang sangat merugikan masyarakat, terutama reng satu tambang," kata Ridwan.


Ridwan juga menjelaskan, terkait galian bekas tambang juga tidak dilakukan reklamasi (timbun), sebagaimana tercantum dalam amanat Undang-undang.


Lanjutnya, perusahaan PT. BEL ada menyalurkan anggaran CSR, namun alokasinya tidak transparan dan persoalan rekrutmen tenaga kerja lokal juga tidak transparan," jelasnya.


"Dari mosi sebelumnya, kami juga meminta management PT. BEL segera mengevaluasi 3 orang, yakni Kepala Teknik Tambang (KTT) Rahmad Zahri, Agus Salim, dan Teguh Priadi harus dimutasi (Pindahkan)," tegasnya.


Ia menambahkan, sebenarnya dengan kehadiran PT. BEL, masyarakat dapat berharap pada perusahaan tersebut untuk mensejahterakan masyarakat dan putra putri dalam wilayah reng satu dan umunya Nagan Raya.


“Namun kita sangat menyayangkan, dalam perekrutan karyawan tidak ada staf dari karyawan lokal. Ini yang sangat kita sayangkan, dan aksi ini tidak ada kepentingan pribadi, murni dari seluruh elemen masyarakat," jelasnya.


Ridwan mengungkapkan, pihaknya sangat terbuka dan menerima investasi yang datang ke Nagan Raya, namun dia berharap tidak ada diskriminasi terhadap masyarakat Nagan Raya.


TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM


"Dalam audiensi tersebut, pihak perusahaan berjanji akan memanggil kembali perwakilan masyarakat, kami akan menunggu. Apabila tidak dipertemukan dengan pimpinan PT BEL, kami akan membuat aksi dengan menurunkan masa lebih banyak lagi," kata Ridwan dengan tegas.


Dia berharap, tuntutan masyarakat dapat di dengar oleh perusahaan, dan  PT BEL segera merombak management agar tidak terjadi hal sedemikian yang berdampak pada perpecahan masyarakat sekitar tambang dengan pihak perusahaan.


Secara terpisah, Indra Basudewa selaku Wakil Kepala Teknik Tambang (KTT) PT MIFA Bersaudara mengatakan, kami menyambut baik aspirasi yang disampaikan oleh puluhan masyarakat tersebut.


"Kita sangat menghargai aspirasi yang disampaikan oleh tokoh masyarakat ring satu, elemen mahasiswa dan keuchik, selama aksi tersebut berdasarkan UUD yang berlaku," kata Indra.


Lanjutnya, dalam aksi demonstrasi tersebut, pihaknya memanggil perwakilan demonstran untuk melakukan audiensi dan musyawarah. "Ada beberapa poin yang telah kita tampung dan diskusikan berdasarkan musyawarah, hasil poin-poin itu akan di bahas lebih cepat," ujarnya. 


“Kita sangat menghargai aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat, kita tampung  dan kita sampaikan, karena kita yang ada disini di level working (pekerja) dan keputusan itu ada di keputusan tertinggi yakni management. Kita akan sampaikan dan segera laporkan ke Direksi dan Management perusahaan,” ucapnya.


Dia menambahkan, pihaknya akan melakukan musyawarah kembali dengan masyarakat pada 21 Februari mendatang. Karena Kepala Teknik Tambang (KTT) PT BEL sedang diluar daerah. 


"Dalam pertemuan musyawarah tersebut, pihak perusahaan berjanji akan mempertemukan pihak masyarakat dengan Rahmad Zahri dan pihak lainnya pada Senin 21 Februari mendatang," pungkasnya.


Amatan LintasAtjeh.com di lapangan, puluhan tokoh masyarakat lima Desa itu meliputi Desa Krueng Ceuko, Paya Udeung, Desa Kuta Aceh, Krueng Mangkom, Desa Alue Buloh, Komite Peralihan Aceh (KPA) Nagan Raya, dan aktivis mahasiswa yang tergabung dari Ipelmanar-Meulaboh, HMI Nagan Raya, Aliansi Peduli Lingkungan (APEL) Nagan Raya.[Ms]

Komentar

Tampilkan

Terkini