-->








Stop Kekerasan Pada Anak Usia Dini

21 Juli, 2022, 10.39 WIB Last Updated 2022-07-21T03:39:01Z
BERDASARKAN data sistem informasi anak pada periode 1 Januari-9 Juni 2021 terjadi 2.319 kasus kekerasan terhadap anak. Menurut Kepala Biro Data dan Informasi PPPA Lies Rosdianty dalam keterangannya, mengatakan data yang valid sangat bermanfaat untuk mengindentifikasi masalah dan menentukan opsi terbaik dalam penanganan kasus kekerasan pada anak.

Sementara menurut penulis, anak adalah titipan dari Tuhan (Allah SWT) yang harus dijaga dan disayangi karena dengan anaklah yang akan mengantikan generasi cemerlang pemuda berikutnya.

Jika mendidiknya dengan kekerasan, anak akan mengalami trauma yang membuat dirinya ketakutan terhadap trauma yang begitu mengguncang dan dialaminya. 

Menurutnya, hal ini harus dihindari jika sang anak mengalami trauma yang kuat itu akan sangat-sangat berdampak pada diri sang anak di kemudian hari. Dampaknya, bisa saja dia melakukan yang tidak bisa kita bayangkan seperti pergaulan bebas, narkoba dan lain-lain. Karena sang anak melampiaskanya ke hal negatif akibat dampak kurangnya kasih sayang sang anak oleh orang tua.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA LINTASATJEH.COM

Harapanya Kementerian PPA harus benar-benar menindaklanjuti permasalahan ini, mengapa demikian? Jika kekerasan ini terus menurus terjadi, sumber daya manusia akan mengalami kekurangan dan anak usia dini dari tahun ke tahun akan mengalami trauma dan mengurangi kualitas perkembangan anak selanjutnya.

Adapun saran penulis, pertama, lebih menekankan pentingnya solusi yang masif dan terus menerus untuk meningkatkan pemahaman tentang kekerasan terhadap anak 

Kedua, meningkatkan koordinasi kepada semua lembaga penyediaan layanan dan penetapan standar data kekerasan untuk menindak lanjuti permasalah itu terjadi.
   
Semoga dengan saran dan harapan yang penulis sampaikan,  pemerintah benar-benar peka dalam menangani kekerasan pada anak usia dini, agar terciptanya Indonesia yang bebas dari kekerasan anak dan menjadikan anak generasi penerus bangsa yang cerdas dan bebas dari kekerasan.

Penulis: Muhammad Aditia Rizki (Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara FISIP UIN Ar-Raniry)
Komentar

Tampilkan

Terkini