-->








Miris! Sebatang Kara, Nenek Kabariah Asal Rambong Tinggal di Gubuk Bertopang Bambu

26 Juli, 2018, 13.05 WIB Last Updated 2018-07-26T06:22:14Z
ACEH SELATAN - Nenek Kabariah (82), warga Desa Rambong, Kecamatan Kota Bahagia, Aceh Selatan, tinggal sebatang kara di sebuah gubuk berdinding papan tampak sudah rapuh.

"Selain berdinding papan, tempat tidurnya juga beralaskan bertompang bambu. Terkadang tak jarang saat angin dan hujan masuk kedalam gubuk tersebut," kata Keuchik Rambong, Fauzi kepada LintasAtjeh.com, Rabu (26/07/2018).

Menuruf Fauzi, hidup di usia senja dengan tubuh yang telah terasa lelah termakan usia tentu bukanlah perkara yang mudah untuk dilalui. Selain kemampuan secara fisik yang telah menurun seiring bertambahnya umur, kondisi kesehatan pun harus dijaga agar tidak mudah terkena berbagai penyakit. Tubuhnya yang telah renta dimakan usia, harus pasrah membuat penderitaan dalam kehidupan seolah tak bertepi.

Keuchik Gampong Rambong, Kecamatan Kota Bahagia, Fauzi juga menuturkan bahwa Nenek Kabariah yang sudah berumur 82 tahun tersebut, beliau hidup sebatang kara. Sementara untuk kebutuhan sehari-hari dibantu keponakannya Sulaiman menurut kemampuannya, selain itu juga menafkahkan keluarganya sendiri.

"Rumah yang dihuni nenek Kabariah sangat memprihatikan. Dirinya hidup sendiri tanpa suami dan anak membuat sosoknya harus menanggung beban hidup dengan hati yang tegar," ungkapnya.
Dari kondisi ekonomi yang melilitnya, katanya, Keuchik Fauzi berharap adanya perhatian dan uluran dari berbagai pihak atau kalangan serta para dermawan untuk dapat membantu agar senantiasa dapat sedikit memperbaiki serta mempermudah beban nenek Kabariah tersebut.

"Nenek Kabariah baru-baru ini sudah dua kali mendapat jadup/insentif dari Baitul Mal Aceh Selatan sebesar Rp.200.000, perbulan yang disalurkan 3 bulan sekali sebanyak Rp 600.000 ribu. Kami berharap adanya bantuan dari dinas sosial setempat," harapnya.

Fauzi menambahkan, Nenek Kabariah tinggal di rumah gubuk tersebut yang terletak di Gampong Rambong bisa dibilang jauh dari kata layak huni dengan luas 2×3 meter.

"Dengan ketabahan dan kesabarannya yang luar biasa, Nenek Kabariah tetap tinggal dan bertahan hidup di dalam gubuk tersebut," tandas Fauzi.[FA/NB]
Komentar

Tampilkan

Terkini