-->








Bupati Gayo Lues: Hutan Sahabat Masyarakat, Warisan Nenek Moyang !

21 Agustus, 2018, 08.26 WIB Last Updated 2018-08-21T01:26:10Z
GAYO LUES - Bupati Gayo Lues, H Muhammad Amru menyebutkan hutan merupakan sahabat masyarakat sekitar, warisan dari nenek moyang hingga ke anak cucu kita di masa yang akan datang. Karena itu, kita harus menjaga warisan nenek moyang untuk keberlangsungan hidup generasi selanjutnya.

"Karena itu lah, merawat, mengelola dan menanam di sekitar hutan menjadi pokok pikiran, untuk berkoordinasi dan sosialisasi diantara masyarakat dalam Kecamatan Pining bersama perangkatnya serta difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Gayo Lues melalui Bappeda," kata Bupati Gayo Lues, H. Muhammad Amru saat membuka Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Perencanaan Pembangunan Kampung dan Co-Management Kecamatan Pining yang diselenggarkan oleh AGC (Aceh Green Community) di Aula Bappeda Gayo Lues, Senin (20/08/2018).

Bupati Amru juga mengingatkan, bahwa AGC telah menginisiasi program-program pembangunan ekonomi berkelanjutan sejak tahun 2014 yang didanai oleh USAID. Kata dia, pada tahun 2014, AGC mendampingi 10 kampung di Kecamatan Pining, Dabun Gelang dan Blangkejren.

"Pada 2018 saat ini, AGC fokus mengajak masyarakat Gajah, Uring, Pepelah dan Pintu Rime khususnya dan Pining pada umumnya, untuk mengelola HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu), terutama gula aren," sebut H. Amru.  

Pendekatan Forestasi (merawat, mengelola dan menanam) hutan, sebut H. Amru, akan menjadikan hutan tetap lestari. Kondisi demikian akan terjadi bila masyarakat menanam kembali pohon Pangoh (Pohon Aren) dan tanaman hutan lainnya yang bernilai konservasi tinggi.

"Inilah yang dimaksud sustanability-keberlangsungan hidup masyarakat yang berdampingan dengan hutan. Masyarakat harus sejahtera melalui sumber daya hutan, khususnya Aren," pesan H. Amru.

Kata dia, pemerintah Gayo Lues berharap, apa yang telah dicapai selama ini merupakan bagian dari langkah selanjutnya untuk terus menggali potensi yang layak dikembangkan dalam kawasan hutan, dengan prinsip, tidak merusak hutan.

"Tantangan dan peluang pasar dari komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) terus meningkat, baik untuk hasil produksi gula aren maupun Kopi dan Jernang," sebut H. Amru.

Sambung dia, komoditi HHBK Gayo Leus, dari waktu ke waktu terus memberikan harapan besar bagi masyarakat untuk meningkatkan ekonominya dari pemanfaatan dan pengelolaan yang baik dan benar terhadap sumber daya hutan di sekitarnya.

"Pendampingan dari mitra kerja kami, NGO, hendaknya, terus memberikan masukan dan saran. Tahapan-tahapan apa saja, menjadi prioritas pemerintah untuk mengupayakannya. Kami pemerintah Kabupaten Gayo Lues, sesungguhnya sedang menggali dan melihat secara jeli aktivitas masyarakat yang sumber ekonominya tergantung pada hasil hutan," ucap H. Muhammad Amru.

Secara terpisah, Presidium AGC (Aceh Green Community), Suhaimi Hamid menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan Bupati Gayo Leus, H.  Muhammad Amru membuka Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Perencanaan Pembangunan Kampung dan Co-Management Kecamatan Pining.

"Kami sangat mengapresiasi kehadiran Bapak Bupati Gayo Lues pada acara yang diselenggarakan AGC. Ini menunjukkan komitmen Pemerintah Gayo Lues dalam menghasilkan produk HHBK, terutama gula aren sangat tinggi. Kami juga terus berusaha mempromosikan gula aren pada level lokal, regional dan bahkan nasional guna mewujudkan hutan lestari di Gayo Lues," katanya.[Red/Agc]
Komentar

Tampilkan

Terkini