-->









 





Isu Prabowo berkewarganegaraan ganda itu Black Campaign, kata Hatta

27 Mei, 2014, 15.42 WIB Last Updated 2014-05-28T08:22:04Z
Lintasatjeh.com - Calon presiden yang diusung koalisi Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN), Prabowo Subianto dikabarkan memiliki dua kewarganegaraan, yaitu Indonesia dan Yordania.

Terkait hal itu, Hatta Rajasa, calon wakil presiden yang mendampingi Prabowo menilai isu itu adalah salah satu bentuk kampanye hitam.

"Itu adalah black campaign (kampanye hitam)," kata Hatta yang ditemui di acara peringatan Isra Mi'raj di Masjid Agung Al Azhar, Selasa (27/5).

Hatta menjelaskan kampanye hitam sama saja dengan fitnah, karena tidak didasarkan oleh fakta. Dalam agama sekalipun, dilarang melakukan perbuatan fitnah seperti kampanye hitam.

"Islam itu melarang atau tidak menganjurkan. Janganlah engkau mengolok sebuah kaum, itu ada soal memperolok-olok dan aib seseorang itu, dalam Islam sebaiknya kita tutup. Saya sendiri termasuk yg tidak suka adanya negatif campaign, berpositif campaign sajalah," tutup Hatta.

Prabowo dikabarkan meminta kewarganegaraan Yordania kepada Raja Hussein pada 1998 dan dikabulkan. Keluarga Prabowo pun menyambut dengan suka cita. Kantor berita Associated Press pada 22 Desember 1998 melaporkan ihwal permintaan kewarganegaraan Yordania untuk Prabowo.

Konfirmasi yang dilakukan AP ke Kantor Perdana Menteri Fayez Tarawneh menunjukkan Prabowo sendiri yang meminta kewarganegaraan tersebut. Kerajaan Yordania, menurut laporan itu, menerima pengajuan itu dengan menerbitkan dekrit yang diteken raja pada 10 Desember 1998.

Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo, dalam jumpa pers di Hotel Shangri-La, Jakarta, pada akhir Desember 1998 menyatakan bangga atas status yang diterima kakaknya sebagai anugerah atas jasa-jasa Prabowo dalam memajukan dunia Islam pada umumnya.


Sumber: Beritasatu.com
Komentar

Tampilkan

Terkini