Lintasatjeh.com - Pasca perjanjian damai antara RI-GAM, di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara dibanjiri gelandangan dan pengemis (Gepeng), seperti yang tampak di lampu-lampu merah, areal parkir masjid, restoran dan tempat lainnya.
Amatan Lintasatjeh.com, di beberapa titik di kawasan setempat banyak terlihat juga anak-anak di bawah umur pun ikut menjadi gepeng. Bahkan, ada yang berpura-pura mencari donasi untuk pembangunan meunasah, balai pengajian atau pun pondok pesantren.
Sebut saja Halim, salah seorang anak-anak yang dipekerjakan untuk mencari donasi saat ditanyai Lintasatjeh.com mengungkapkan bahwa dirinya sebenarnya dipekerjakan oleh seseorang untuk mencari uang dengan alasan untuk sumbangan pembangunan balai pengajian.
"Saya hanya bekerja sama orang bang, saya dikasih upah, uang itu bukan untuk disumbangkan ke pesantren atau meunasah," ucapnya sedikit takut.
Dalam hal ini, LSM Gerakan Rakyat Aceh Membangun (GRAM) mengatakan bahwa Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara akhir-akhir ini memang sudah disesaki oleh gepeng. Bahkan banyak pihak menyebut kedua daerah ini dengan sebutan 'Kota Gepeng'. Oleh karena itu, GRAM mendesak kepada pemerintah untuk memberdayakan para gepeng tersebut, apalagi banyak anak-anak yang dipekerjakan.
"Kasihan mereka, seharusnya mereka fokus bersekolah bukan malah dipekerjakan sebagai pengemis," tegas Direktur LSM GRAM, M Azhar, Selasa (13/5/2014).[la/01]