-->








Perjalanan kehidupan masyarakat Aceh

28 Mei, 2014, 17.08 WIB Last Updated 2014-05-30T07:05:16Z
ilustrasi: Rumoh Aceh

Sebelumnya Penulis Mohon Maaf, dimana jika ada kesalahan baik disegi Penulisanya, maupun Kata-kata yang mana tulisannya yang tertera disini, mungkin dapat menyinggung perasaan pembaca.

Penulis tidak ada niat untuk menyakitin siapapun. Namun penulis hanya sedikit memberi gambaran perbedaan didalam kehidupan yang sangat berbeda, kehidupan di Aceh dengan kehidupa diluar Aceh, bahkan kehidupan Indonesia, dengan Kehidupan di Negeri Tetangga nyakni Malaysia.


Kita dapat melihat perkembangan yang terjadi selama ini didalam kehidupan masyarakat Aceh yang begitu morat marit, apa lagi pertumbuhan Ekonomi yang sangat merosot, belum lagi masalah keadilan, sosial, yang selama ini belum menyentuh Masyarakat Aceh.



Oleh karna itu sejumlah masyarakat Aceh betah untuk tinggal di Negeri Orang, nyakni Malaysia, untuk mengadu nasip untuk bekerja disana. Haltersebut terkadang sangat bertolak belakang dengan ucapan Pepatah, apa yang dikatakan pepatah itu,"Walaupun Hujan Emas di Negeri Orang, Lebih enak Hujan Batu di Negeri Sendiri," ini lah nasehat pepatah.



Namun bisa kita lihat dengan kondisi Aceh Selama ini yang begitu terjepit dari berbagai Aspek, baik itu Ekonomi, Maupun Pilitik, dan Sosial.



Tapi coba kita lihat kehidupan Masyarakat Aceh di Luarnegeri, umumnya di Malaysia, yang rela meninggalkan sanak Saudara demi menggapai Ekonomi yang lebih baik, walaupun Resiko yang begitu besar, tapi mereka mampu melewatinya, bagi Masyarakat Aceh, Malaysia itu seakan-akan itu tanah leluhurnya. Namun sebaliknya Aceh yang merupakan Tanah Kelahirannya justru belum merasa kehidupan yang menjamin kesejahteraan.



Kita pernah mendengar, sebelumnya himbauan, seruan, dan ajakan Pemerintah Aceh kepada seluruh Pengusaha Aceh yang ada diluar Negeri untuk Kembali ketanah leluhurnya yaitu daerah Kelahirannya, untuk membuka Usahanya dan menanam modalnya di Aceh. Namun tidak satupun Pengusaha Aceh yang  menyambut baik ajakan Pemerintah Aceh, artinya mereka mengabaikan ajakan itu.



Alasanya apa? Aceh saat ini belum aman sepenuhnya, penegakkan hukum belum utuh, keamanannya belum terjamin Seratus Persen, hal itu terlihat banyak Kasus-kasus yang selama ini terjadi di Ranah Aceh tidak ada Lima Puluh Persen pun yang dapat terungkap, sehingga timbul keresahan di kalangan masyarakat.



Akibatnya Masyarakat sulit untuk mempercayakan terhadap Hukum, bahkan masyarakat menilai Hukum itu berlaku bagi Kaum yang Lemah, malah Masyarakat lemah yang bisa berlaku Hukum itu sendiri.



Sedangkan untuk Penguasa, seperti Pejabat, dan Orang-orang yang disokong Pihak-pihak tertu malah tidak tersentuh Hukum, dan tidak berlaku Hukum itu, oleh karena itu hilangnya kepercayaan Masyarakat terhadap Hukum.



Terkait Kepemerintahan Aceh selama ini, kita bisa melihat siapa yang memimpin Aceh, itu adalah Orang-orang yang sangat berpengalaman, baik di bidang pendidikan, ataupun Pengetahuan, dan wawasan yang begitu luas. Selain didukung oleh Pendidikan Formal, dan Pendidikan Non Formal, disaping itu didukung dengan Pengalaman yang begitu pesat, artinya sebelum memimpin Aceh, Beliau berkelana diberbagai penjuru Dunia, yaitu Negara-Negara yang Ekonominya sangat maju, begitu Juga Politik, Hukum, dan Sosialnya.



Tapi alangkah disayang Pengalaman-pengalaman itu sama sekali tidak di pergunakan untuk memakmurkan daerah sendiri, yaitu Bumi Pertiwi Serambi Mekah, yang Makmur, dengan Kekayaan Alam begitu menjajikan.



Nah kembali lagi kepada Masyarakat Aceh yang ada di Luar Negeri, sebenarnya Mereka disana di Negara orang sedang menunggu, semua problema yang terjadi di Aceh selama ini kapan akan berakhir. Kalau semua itu bisa terwujud, dan Aceh terjamin aman dari berbagai bentuk, baik Teror, Intimidasi, penculikan, dan lain sebagainya. Saya sangat yakin Aceh akan Makmur, Lapangan Kerja dimana-mana bisa terwujud, sehingga bisa dapat meningkatnya SDM di Ranah Rencong yang begitu mulia.


Penulis: Istanjoeng adalah wartawan ajnn.net
Komentar

Tampilkan

Terkini