-->

Jadi Calo Proposal, Oknum Kepala Puskeswan Langkahan Diduga Peras Warga

23 Juni, 2014, 15.39 WIB Last Updated 2014-06-23T08:39:10Z
Lintasatjeh.com --- Ratusan warga di Kecamatan Tanah Jambo AYe, dan Langkahan, Aceh Utara sibuk dengan proposal bantuan ternak kambing. Diantara pengurus proposal tersebut ada yang marah karena ada oknum yang diduga menyikat mereka. Oknum itu adalah Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Langkahan, drh Iskandar.


Seperti yang dilansir Media Nasional Harian Waspada kemarin menyebutkan, seorang warga Gampong Matang Maneh, Kec. Tanah Jambo Aye, bernama Rusli (38) mengatakan, ada warga yang tidak senang kepada kepala desa karena tidak dimasukkan namanya dalam proposal. "Warga ramai-ramai buat proposal itu secara berkelompok. Warga sangat antusias. Bahkan, ada warga yang marah pada kepala desa, gara-gara tidak dimasukkan dalam kelompok," katanya.


Rusli menjelaskan, sebagian besar warga yakin proposal bantuan itu terkabul karena yang menggagas sekaligus menyarankan membuat proposal tersebut adalah Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Langkahan, drh Iskandar. Dia rajin datang ke desa-desa, menggelar rapat di Meunasah dan langsung membentuk kelompok calon penerima bantuan.


"Khusus di kampung saya, ada tiga kelompok, dengan anggota masing-masing 25 orang. Tiap anggota kelompok wajib kasih uang Rp25000. Jadi masing-masing kelompok kurang lebih terkumpul uang sekitar 600 ribu. Dari jumlah ini, Rp450 ribu diantaranya langsung diambil oleh Pak drh Iskandar. Katanya untuk biaya buat proposal. Sedangkan sisanya dipegang ketua kelompok untuk biaya buat stempel dan lain-lain," rinci Rusli.


Musjafaruddin, Ketua Kelompok Maju Beusaree, Desa Lueng Tuha, Kec. Tanah Jambo Aye, secara terpisah menambahkan, Kapuskeswan Langkahan, drh Iskandar, datang ke Lueng Tuha, sekitar dua bulan lalu. Dia menemui keuchik dan bilang ada bantuan ternak kambing, tapi harus buat proposal.


 “Karena dipikir bagus untuk masyarakat, Keuchik menyambut baik tawaran itu. Esoknya, Pak Iskandar datang lagi ke kampung kami untuk buat rapat di Meunasah sekaligus susun kelompok. Saat itu, terbentuk dua kelompok dengan jumlah anggota 50 orang. Begitu usai rapat, Pak Iskandar minta biaya pembuatan proposal dan langsung kami serahkan Rp900 ribu,” kata Musjafaruddin.


Musjafaruddin juga menyebut, dalam rapat, keuchik sempat mempertanyakan sumber dana bantuan dimaksud. Saat itu, secara tegas, Iskandar menyatakan, dananya berasal dari dana aspirasi dewan yang sudah dipilih dan terpilih pada Pemilu legislatif 2014. “Dia bilang tergantung siapa yang menang di desa kami. Kalau si A yang menang, ya si A yang kasih.”


Masih menurut Musjafaruddin, proposal yang dibuat  9 eks per kelompok. Proposal ini antara lain diajukan kepada Bupati Aceh Utara, Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Aceh Utara, Kadis Kesehatan Hewan dan Peternakan Provinsi Aceh dan kepada anggota DPRK Aceh Utara.


Khusus untuk Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Aceh Utara, sambung Musjafaruddin, proposal diantar langsung oleh perwakilan kelompok. Sedangkan untuk yang lain, diarahkan oleh drh Iskandar dikirim lewat kantor pos dengan biaya pengiriman serta biaya antar ditanggung oleh masing-masing kelompok.


“Kami sebenarnya ragu dengan yang namanya proposal bantuan. Kami khawatir, proposal itu akhirnya hanya akan jadi bungkusan ikan asin atau gorengan. Tapi, karena yang menawarkan pejabat terkait setingkat Kapuskeswan, kami jadi yakin,” pungkas Musjafaruddin.


Ungkapan  serupa juga disampaikan Muhammad Amin, Kepala Desa Matang Serdang, Kec. Tanah Jambo Aye. Menurutnya, ketika Iskandar datang ke desanya beberapa bulan lalu, dia tidak menganjurkan atau melarang masyarakat membuat proposal. Semuanya terpulang kepada masyarakat. Sehingga, ketika proposal itu tidak terkabul, tidak ada masyarakat yang menyalahkan keuchik.


“Saya sudah konsultasi dengan salah seorang anggota dewan aktif dan terpilih lagi dalam pemilu 2014. Katanya, proposal itu mustahil bisa dikabulkan. Sebab, jumlah proposalnya sudah ratusan. Di Langkahan saja hampir semua desa membuat proposal yang sama. Sementara di Tanah Jambo Aye, kurang lebih ada puluhan desa. Uangnya darimana?,” tanya Muhammad Amin mengutip keterangan dewan dimaksud.


Sementara Kepala Puskeswan Langkahan, drh Iskandar, yang dihubungi terpisah mengatakan, terkabul atau tidaknya proposal itu sangat tergantung dari hasil  musyawarah rencana pembangun (Musrenbang) di tingkat kecamatan.


“Kalau ada di usul dalam musrenbang dan masuk sebagai salah satu program prioritas, Insya Allah, 2015 sudah cair. Tapi kalau tidak masuk musrenbang, ya tidak cair,” katanya saat dihubungi.


Sedangkan mengenai dana yang dikutip Rp450 ribu per kelompok, kata Iskandar, itu iuran pokok dan iuran wajib dari masing-masing anggota kelompok. “Uang itu bukan untuk saya semua. Sebagian besar untuk biaya buat proposal sebanyak 9 eks dan keperluan lain yang terkait dengan kelompok. Jujur, lebihnya ada, tapi sekedar cukup untuk uang minum saja,”aku Iskandar. [la/02]


SUMBER :  WASPADA
Komentar

Tampilkan

Terkini