Lintasatjeh.com - Sejumlah
siswa miskin Sekolah Madrasah Tsanawijah Negeri (MTsN) Pangwa, Kecamatan
Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, kecewa,dikarenakan batal menerima Bantuan
Langsung Siswa Miskin (BLSM).
Seperti halnya
yang dialami oleh Asril Haryadi, anak pasangan Basri Ali dan Nursiah, warga
Desa Deah Pangwa, dusun Bale Ara, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya, merupakan
keluarga miskin yang sehari hanya mencari tiram disungai.
"Dulu-dulunya
tidak pernah tidak diberi, pada hal tahun ini sangat kita butuhkan uang
tersebut untuk membeli baju masuk sekolah baru, apa ini ada kaitanya dengan
yang waktu itu ada diberi lalu dipotong dan akhirnya dikembalikan,"
ujarnya Nursiah.
Kendati,
Seharusnya pihak sekolah harus jeli memilih bagi siswa yang patut mendapatkan
bantuan tersebut, dikarenakan bagi Asril bantuan ini sangat mendukung dirinya
lanjut sekolah lagi.
Sementara Kepala
Sekolah MTsN Pangwa, Drs. M. Nasir, melalui bagian TU, Nuraini,SPdi,
mengatakan, pada tahun 2013 lalu siswa yang menerima BLSM berjumlah 82 murid,
sedangkan pada tahun 2014 berjumlah 38 murid.
"Tahun ini
tidak sampai setengah dari tahun lalu, Asril kendalanya tidak membawa kartu
jalur BLSM makanya tidak dapat, untuk siswa kelas tiga tahun ini cuma diberi
setengah yaitu Rp 375.000," elak Nuraini.
Pantauan wartawan
betapa tidak usulan biasanya 82 murid, namun saat ini hanya yang menerima hanya
berjumlah 38 murid. Bahkan sebagian siswa penerima BLSM dinilai tidak layak
mendapatkanya. Karena mereka siswa mampu, untuk itu diduga senggaja disusupi.
Begitu juga
sejumlah orang tua murid, tak menerima bantuan tersebut kepada wartawan
menyatakan kekecewaan terhadap pihak sekolah yang diduga terkesan tertutup.
Kendati
Kepala Kantor Kementrian Agama Pidie Jaya, H.Iqbal,S ag, M.ag, melalui operator
yang menangani siswa miskin, siswa yatim, Alfian, mengaku untuk tahun 2014 ini
dipan anggaran BLSM sangat kurang. “Dulu bisa ditambah 156 murid, hari ini cuma
bisa ditambah 43 murid, sementara yang memiliki kartu lebih dari pada kuata,”
jelasnya.
Makanya
yang direpotkan kami hari ini adalah jumlah kuata yang sedikit tetapi sedang si
penerima yang begitu banyak, hari ini ada kepala madrasah yang meminta kepada kami
untuk dibuat supaya bisa dibagi sama
“Kami
dari kementrian agama tidak berani untuk membuat kebijakan, karena uang itu
adalah hak siswa miskin yang tidak boleh di otak –atik, Kami Cuma mengawasi itu
saja, dan membilang uang itu nak di pakai untuk membeli keperluan sekolah,
kalau memang tidak didengar juga,” terangnya.
Siswa
yang berhak terima tahun ini yang berdasarkan juknis, yaitu siswa yang memiliki
kartu PKS dan PKH.
“Saya
sebagai operator di kemenaq untuk menangani siswa miskin, siswa yatim, jadi
kami apabila memang konfirmasi kami beri hari ini termuat di naikkan secara
tidak seimbang dengan penjelasan kami akan melakukan konfirmasi ulangan
dengan orang kalian juga. Kalau hal-hal seperti itu konfirmasi ke
madrasah lah, karena yang melaksanakan hal itu adalah madrasah,” tandas dia.
[la/pang]